Rabu, 07 Maret 2012

SUMPAHNYA SYAITAN

Dalam Kitab Jami'ush Shaghir jilid I huruf Syin halaman 138 Hadits keterangan dari Abi Said diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abi Ya'la dan Imam Hakim;Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya setan itu berkata : Demi kemuliaan Allah, saya (setan) tidak akan berhenti menyelewengkan hambaMu selama ruh mereka masih ada di dalam jasad mereka. MakaTuhan berfirman : Dan demi kemuliaanKu dan keagunganKu, saya (Allah) tetap memaafkan mereka selama mereka minta maaf kepadaKu".

Setan memang kuat. Dia tidak akan berhenti, tidak akan bosan, tidak akan jemu, tidak akan libur (setan tidak mengenal hari libur), kapanpun baik di waktu pagi - siang - sore dan malam, diwaktu sunyi, diwaktu ramai, diwaktu perang, dan diwaktu damai, setan tetap akan berusaha menyelewengkan manusia.

Dalam keadaan apapun dan dimanapun manusia berada, apakah di rumah, di pasar, di toko, di sekolah, di kantor, di mall atau plaza, di warung, di masjid, di mushalla, di tempat pengajian dan sebagainya - semuanya tidak akan luput dari target setan untuk diselewengkan.

Setan akan menjerumuskan seluruh hamba Allah baik yang laki-laki, perempuan, yang pintar, yang bodoh, yang menjadi Nabi, yang bukan Nabi, yang Kyai maupun yang bukan Kyai, yang menjadi Wali maupun bukan Wali - total seluruhnya tidak ada yang ditakuti oleh Setan.

Setan memang ulet. Selama ruh anak Adam masih di dalam jasadnya, maka dapat dipastikan Setan akan berusaha menjerumuskannya dengan berbagai macam cara dan jalan. Tidak bisa dengan cara kasar, maka dengan cara halus.

Setan memang cerdik. Manusia akan dihancurkan dengan perbuatan-perbuatan yang disenangi dan mereka menduga mendapat petunjuk. Setan mencari jalan bagaimana caranya supaya manusia itu tidak membaca istighfar, tidak merasa kalau sedang diselewengkan, dan bahkan di waktu menyelewengpun masih menganggap mendapat hidayah dari Allah. Setan menghiasi bagi mereka tentang apa-apa yang mereka perbuat.
Setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Manusia dilarang mengikuti jejak langkah setan. Namun dengan sifatnya yang ulet, gigih, kuat dan cerdiknya setan dalam upaya menyelewengkan manusia, maka diperkirakan manusia itu jarang sekali yang menang melawan setan. Setan memang kuat dan cerdik !.

SISI POSITIF IBLIS LAKNATULLOH

Siapa yang tidak pernah mendengar kata Iblis ?
Hampir setiap orang di belahan dunia manapun baik di benua Asia, Australia, Afrika, Eropa maupun Amerika; baik orang yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Yahudi; baik yang masih sekolah di SD, SMP, SMA, SMK, Universitas; baik masyarakat jelata atau fakir miskin, kalangan menengah dan atas; Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, Menteri sampai Presiden - dapat dipastikan pernah mendengar kata Iblis.

Memang Iblis salah satu sosok yang paling populer di dunia . Hampir setiap penduduk di dunia telah mendengarnya. Namun selama ini bila kita berkata atau membicarakan tentang "Iblis" hampir dapat dipastikan konotasinya jelek atau negatif.

Apakah tidak ada sisi positifnya Iblis
?!

Apakah memang betul demikian. Mari kita jelajahi dunia maya. Apakah ada
sisi positif Iblis laknatullah ?. I love Google search engine nomor 1 di dunia. Dengan mesin pencari Google saya memasukkan keyword atau kata kunci "iblis".Ada sekitar 30,900,000 hasil telusur untuk iblis. Urutan nomor 1 ditempati website Wikipedia Ensiklopedia bebas yang menjelaskan tentang Iblis antara lain demikian :
"Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali disebutkan bahwa Iblis sebelum dilaknat oleh Allah, bernama asli Azazil dan sesungguhnya ia memiliki banyak nama/julukan, yaitu:
Langit pertama al-Abid (ahli ibadah, selalu mengabdi luar biasa kepada Allah),
Langit kedua ar-Raki (ahli ruku),
Langit ketiga as-Saajid (ahli sujud),
Langit keempat al-Khaasyi (selalu merendah dan takluk kepada Allah),
Langit kelima al-Qaanit (selalu ta'at),
Langit keenam al-Mujtahid (bersungguh-sungguh dalam beribadah),
Langit ketujuh az-Zahid (sederhana dalam menggunakan sarana hidup)".

Jadi sebelum Iblis dilaknat oleh Allah dia sebenarnya ahli ibadah, ahli ruku, ahli sujud, selalu merendah dan takluk kepada Allah, selalu taat, bersungguh-sungguh dalam beribadah dan sederhana dalam menggunakan sarana hidup.

Dari referensi lain yang saya dapatkan seperti dalam Kitab Minhajul Abidin karangan Imam Ghazali diterangkan demikian : "Maka ketahuilah sesungguhnya Iblis telah beribadah kepada Allah selama 80.000 tahun".

Iblis percaya kepada Allah dan hari akhir sebagaimana dalam Al Qur'an surat Al Hijr ayat 36 : Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan".

Iblis mengakui kalau dirinya makhluk ciptaan Allah dan mengakui Adam juga ciptaan Allah dan Iblis mengakui bahwa Allah adalah pencipta, sebagaimana dalam Al Qur'an surat Al A'raf ayat 12 : "Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

Namun pada akhirnya Iblis sombong atau takabur, dikeluarkan dari surga dan "ancaman" Iblis kepada manusia sebagaimana dalam surat Al A'raf ayat 13-17 : [13] Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
[14] Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".
[15] Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."
[16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
[17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

Lalu bagaimana cara kita bisa lolos dari "ancaman" Iblis Laknatullah tersebut yang bertekad akan menghalang-halangi atau menyesatkan manusia dari jalan yang lurus ?.

Selasa, 06 Maret 2012

Nama-nama yang pernah singgah di Bumi Pertiwi

Sebelum sebutan Indonesia resmi menjadi nama kepulauan tanah air kita, berbagai nama pernah singgah dalam kepulauan Tanah Air kita. Dalam catatan diare fahian tahun 414 M, perantau bangsa tionghoa yang pertama kali datang kepulau ini : Bahwa asal-usulnya nama pulau jawa itu dari syairnya Ramayana, seorang Hindu (pujangga Rakawi Walmiki) dalam bahasa sansekerta yang telah hidup antara 300 SM dimana antara lain dalam syair itu telah menguraikan “Jawa Dwipa, yang artinya : Jawa = pahala, dan Dwipa = pulau, sehingga Jawa Dwipa yang telah menjadi namanya pulau adalah membawa arti “pulau dari pahala” atau “pulau jasa“. Kemudian karena penyebutan ini Jawa Dwipa menjadi nama kepulauan Tanah Air kita. Dalam catatan perpustakaan India kuno kepulauan ini dinamai “Dwipantara“ dalam bahasa sansekerta Dwipa = pulau, dan antara = seberang/luar. Kemudian disalin dalam bahasa Majapahit menjadi “Nusantara”. Nusantara dikenal oleh para pedagang dari India, Arab, Persi dan Cina dengan sebutan Swarnadwipa (sansekerta) yang berarti “pulau emas” dan Sarondiba, Jaza ir al-Jawi (Arab).
Nusantara kemudian menjadi nama resmi kepulauan Negara kita pada masa kerajaan Majapahit (1292-1478) namun berabad-abad selanjutnya nama Nusantara tenggelam seiring runtuhnya kerajaan Majapahit, barulah pada tahun 1920-an seorang berkebangsaan Belanda yang bernama Ernest Francois Eugene Douwes Dekker yang dalam sejarah sebagai Dr. Setiabudi (1878-1950) salah seorang cucu adik Multatuli, memperkenalkan nama “Nusantara”.
Nusantara semula bermakna kepulauan seberang/luar yang digunakan untuk menyebut pulau-pulau di luar jawa, dalam sumpahnya Gajah Mada dihadapan pertemuan agung di pendopo Majapahit yang dikenal dengan sumpah palapa “laman huwus kala Nusantara, isun amukti palapa” yang bermakna jika telah kalah pulau-pulau seberang (karena pada saat itu kerajaan Majapahit hanya meliputi Jawa Timur dan Jawa Tengah saja) saya menikmati palapa (istirahat).
Secara historis, kepulauan yang bermakna kepulauan seberang oleh Dr. Setiabudi diberi pengertian nasionalistis dengan mengambil kata melayu asli “antara” maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu “nusa diantara dua benua dan samudera” sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi Nusantara modern. Dr. Setiabudi mengambil nama Nusantara dari kitab Pararaton yaitu, kitab yang membahas sejarah para ratu Singosari hingga runtuhnya Majapahit (Naskah kuno zaman Majapahit tersebut ditemukan di Bali akhir abad-19, diterjemahkan J. LA Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920). Kemudian karena tahu asal-usul nama Nusantara adalah sebutan bumi pertiwi dulu dan tidak mengandung kata “India” maka dengan cepat menjadi populer dalam tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan untuk digunakan sebagai pengganti nama Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie).
Sebelum nama Nusantara populer dimasa pergerakan kemerdekaan Indonesia, pernah seorang pujangga asal Belanda yang bernama Eduard Douwes Dekker (1820-1887) dengan nama samaran Multatuli menamakan Tanah Air kita “Insulinde” (kepulauan Hindia) (latin insula = pulau) dalam bukunya MAX HAVELOR tahun 1860, kemudian dipopulerkan oleh prof. P.J. Veth. Alasan multatuli memberi nama Insulinde karena jijik mendengar nama Nederlandsch Indie (Hindia Belanda) yang diberikan oleh Belanda. Beliau juga menggambarkan bahwa kepulauan Negara kita laksana sabuk yang melingkari garis katulistiwa ditretes intan jamrud.

Nama Indonesia Mulai Muncul

Banyak dari bangsa-bangsa Eropa yang awam dengan benua Asia selalu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Menurut mereka daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia, Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka”, dan dataran Asia Tenggara dinamakan “Hindia Belakang” sedangkan kepulauan Tanah Air kita memperoleh nama kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, Archipel Indian), pada zaman Belanda nama resminya adalah Nederlandch Indie (Hindia Belanda).
Nama Hindia asal mulanya buatan Herodotus, seorang ahli ilmu sejarah berkebangsaan Yunani (484-525SM) yang dikenal sebagai bapak ilmu sejarah. Adapun nama Hindia ini baru digunakan untuk kepulauan ini oleh Polemeus (100-178) seorang ahli ilmu bumi terkenal, dan nama Hindia ini menjadi terkenal sesudah bangsa portugis dibawah pimpinan: Vasco da Gama mendapati kepulauan ini dengan menyusuri sungai Indus.
Kemudian pada tahun 1847 terbitlah sebuah majalah tahunan di Singapura dengan nama JOURNAL OF INDIAN ARCHIPELAGO AND EASTERN ASIA (JIAEA), dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869) seorang lulusan sarjana Edinburg (Inggris). Tahun 1849 George Samuel Windsor Earl (1813-1865) yang berasal dari Inggris pun menggabungkan diri sebagai redaksi Majalah JIAEA.
Dalam artikelnya Earl di majalah JIAEA volume 4 tahun 1850 menyatakan pendapatnya bahwa sudah tiba waktunya untuk rakyat di kepulauan melayu memiliki nama khusus (a distinctive name) sebab nama Hindia tidaklah cocok dan sering mengundang kebingungan dengan sebutan India yang lain. Dalam judul artikelnya “Embracing Enquiries Into The Continental Relations of the Indo-pacific Islanders”, Earl menamakan penduduk India Belanda bagian barat yang berasal dari Proto-Melayu (melayu tua) dan Neutero-Melayu (melayu muda) sebagai INDUNESIANS dan Earl memilih nama untuk wilayah kepulauan Negara kita dengan sebutan MELAYUNESIA (kepulauan melayu) daripada INDUNESIANS sebab MELAYUNESIANS sangat tepat untuk ras Melayu, apalagi bahasa melayu banyak digunakan diseluruh kepulauan Negara kita.
James Richardson Logan tidak sependapat dengan Windson Earl, beliau menulis artikelnya dalam majalah JIAEA volume 4 hal 252-347 dengan judul “THE ETHNOLOGY OF THE INDIAN ARCHIPELAGO” yang membahas tentang nama bagi kepulauan Negara kita yang oleh Belanda dan bangsa Eropa disebut “Indian Archipelago” yang menurut Logan sangat panjang dan membingungkan.
Melalui tulisan Logan tersebut untuk pertama kalinya nama Indonesia muncul di dunia Internasional “Mr. Earl Sugests the Ethnographical term Indonesia, but rejects in favaour of Malayunesian, I prefer the purely geographical term Indonesian, which is merely a shorter synonym for the Indian Island or the Indian Archipelago”. Selanjutnya Logan secara aktif dalam setiap karya-karya tulisannya selalu memakai nama Indonesia sehingga banyak dari kalangan ilmuwan bidang Ethnology dan Geografi yang mengikuti pendapat Logan menyebut “Indonesia” pada kepulauan kita.
Logan memungut nama Indonesia yang dibuang oleh Earl, dan huruf U (INDUNESIA) digantinya dengan huruf O agar ucapannya lebih baik, maka lahirlah sebutan INDONESIA sampai sekarang. Earl sendiri tidak suka memakai istilah “INDONESIA” dengan alasan bahwa INDUNESIA (kepulauan Indonesia) bisa juga digunakan untuk wilayah Ceylon (Srilanka) dan Maldevies (Maladewa). Earl mengajukan dua pilihan nama Indonesia atau Melayunesia pada halaman 71, artikelnya itu tertulis “…..the in habitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago Would become respectively Indonesia or Malayunesians”.
majalah JIAEA volume 4 tahun 1850, judul artikel “On the leading characteristict of the Papuan, Australian and malay-polynesian nations”
Seorang guru besar bidang ethnology universitas berlin yaitu Adolf Bastian. Mempopulerkan nama “Indonesia” dengan menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Indonesia Ordeer Die Inseln Des Malaysichien Archipel” sebanyak lima volume. Isi dari buku-buku tersebut membahas penelitiannya ketika pengembaraannya ke Tanah Air kita, pada tahun 1864-1880.
Melalui buku bastian tersebut nama Indonesia semakin populer dikalangan sarjana, hingga pernah muncul suatu pendapat bahwa Adolf Bastian adalah pencipta nama Indonesia, pendapat yang keliru tersebut tercantum dalam “Encyclopedie Van Nederland-Indie”, tahun 1918 bahkan di Indonesia dimasukkan dalam buku sejarah kebangsaan jilid I untuk SLTP dan yang sederajat, penerbit Asia Afrika tahun 1969.
Selain Adolf Bastian prof. Van Vollen Hoven (1917) juga mempopulerkan nama “Indonesia” sebagai ganti Indisch (India) begitu juga istilah Inlander (pribumi) diganti sebutan “Indonesier” (orang Indonesia).

Nama Indonesia Menjadi Makna Politik

Sejak tahun 1850-1884 nama Indonesia telah dikenal dalam ilmu pengetahuan Indonesia. Nama Indonesia yang semula adalah istilah ilmiah dalam ethnology kemudian diambil oleh para pemimpin pergerakan nasional, sehingga istilah Indonesia berubah menjadi makna politis. Karena istilah Indonesia menjadi makna politis sebagai wujud identitas suatu bangsa yang telah bangkit dari cengkraman kolonialisme belanda yang mencapai kemerdekaannya, maka pemerintahan kolonialisme belanda selalu menaruh curiga dan mewaspadai istilah “Indonesia” itu.
Orang Indonesia yang pertama kali menggunakan nama “Indonesia” adalah Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) pada waktu Beliau di buang di negeri Belanda tahun 1913. Ketika di negeri Belanda, Beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama “INDONESISCHE PERS_BUREAU”. Sehingga di Rotterdam (Belanda) nama Indonesia semakin populer digunakan oleh kalangan para mahasiswa dan para ilmuwan.
Seorang mahasiswa sekolah tinggi ekonomi (Handels hooge school), yang bernama Moch. Hatta mengusulkan agar organisasinya para mahasiswa Hindia Belanda yang belajar di negeri Belanda untuk diubah yang semula bernama INDISCHE VEREENIGING yang didirikan pada tahun 1908, menjadi INDONESISCHE VEREENIGING (perhimpunan Indonesia). Begitu pula majalahnya mahasiswa Hindia Belanda semula bernama “HINDIA POETRA” diganti dengan nama “INDONESIA MERDEKA”. Alasan Moch. Hatta berinisiatif mengganti nama organisasi dan majalah dengan istilah Indonesia termuat dalam majalah Indonesia Merdeka. Bung Hatta menegaskan “……bahwa Indonesia merdeka yang akan datang mustahil disebut Hindia Belanda juga tidak Hindia saja. Sebab dapat menumbuhkan kekeliruan dengan India yang asli bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik karena melambangkan dan mencita-citakan suatu Tanah Air di masa depan, dan untuk mewujudkanya tiap orang Indonesia akan beusaha dengan segala tenaga dan kemampunya di dalam negeri.”
Di dalam negeri berbagai organisasi pun muncul dengan sebutan Indonesia. Tercatat tiga organisasi yang pertama kali menamakan organisasinya dengan memakai sebutan “INDONESIA” .
  1. Organisasi Indonesische Studie Club tahun 1924 didirikan oleh Dr. Soetomo
  2. Organisasi Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1924
  3. Organisasi INDONESISCHE PANVINDERIJ (NATIPIJ) tahun 1924, Organisasi kepanduan Nasional yang didirikan oleh Jong Islami Ten Bond.

Penetapan Nama Indonesia

Sebutan INDONESIA semakin populer di dalam negeri dalam berbagai gerakan-gerakan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh Nasional setelah nama “INDONESIA” dinobatkan sebagai nama Tanah Air, Bangsa dan Bahasa pada “kerapatan Pemoeda-Pemoeda Indonesia” pada tanggal 28 Oktober 1928 yang kemudian disebut “SOEMPAH PEMOEDA”.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; Parlemen Hindia Belanda) Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjodjo, dan Sutardjo Karto Hadi Kusumo, mengajukan mosi kepada pemerintah Hindia Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “NEDERLANDSCH-INDIE” (Hindia Belanda) tetapi Belanda menolak mosi ini. Segala usaha terus dilakukan untuk mengganti didalam perundang-undangan sebutan “NEDERLANDSCH-INDIE” dengan INDONESIA; dan INBOORLING, INLANDER, INHEEIMSCHE dengan INDONESIER tetapi selalu mengalami kegagalan, dimana pihak koloni Belanda selalu mendasarkan keberatannya atas dasar pertimbangan “Juridis”. Nama Indonesiers hanya boleh dipakai secara resmi dalam surat menyurat saja (Surat Edaran 10 Oktober 1940).
Sebutan “Hindia Belanda” lenyap ketika bala tentara Jepang menduduki Tanah Air Kita pada tanggal 8 Maret 1942 dan berganti sebutan “TO-INDO” (India Timur). Tidak lama bala tentara Jepang menduduki Tanah Air kita, tentara sekutu menghancurkan kekuasaan Jepang. Lalu pada tanggal 17 agustus 1945 muncul lebih kuat dengan dicantumkannya dalam proklamasi bangsa Indonesia, dan pada tanggal 18 Agustus 1945, berdirilah Negara Republik Indonesia.

NKRI HARGA MATI


Bila sebuah negara diberkahi Alloh maka segala sesuatunya akan sampai. Ilmunya sampai kepada kearifan, hukumnya akan sampai kepada keadilan, ekonominya akan sampai kepada pemerataan, persatuannya akan sampai kepada kekokohan, keimanannya akan sampai kepada kenyamanan, kepimpinannya sampai kepada keteladanan, kekuasaannya sampai kepada pengayoman. Seperti itulah gambaran negara yang diberkahi Alloh. Mudah-mudahan Negara kita Indonesia ini bisa seperti itu.
Negara yang diberkahi itu insya Alloh juga akan selamat dari berbagai bahaya. Ketika ditekan akan muncul, dikuruskan malah gemuk, dimatikan malah menjadi hidup. Tidak akan tumbang oleh badai dan bahkan karena badai itu akan mendorong negara itu berkembang .

Karena besarnya peran Berkah Alloh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka para pendiri Negara ini, sejak 64 tahun yang lalu, sudah menyadarinya sebagai hal yang prinsip. Dan ketika hendak memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia, masalah berkah itu lalu dimasukkan dalam pembukaan UUD ’45, selanjutnya resmi menjadi konstitusi negara pada tanggal 18 Agustus 1945. dengan dimasukkan berkah dalam konstitusi negara, diharapkan negara republik Indonesia ini menjadi negara yang diberkahi Alloh.

Berkah itu dapat dilihat pada alenia ke-III pembukaan UUD ’45 itu disebutkan, “Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. Maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

Coba diteliti ! Kalimat awal berbunyi, “Atas Berkat Rohmat Alloh …“ dan berakhir dengan kalimat “…dengan ini menyatakan kemerdekaannya” Ini proklamasi.

Apa latar belakang dan latar muka dicantumkannya kalimat, Atas Berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa ? Permasalahan ini belum banyak diketahui. Latar belakangya diisyaratkan dalam tanggal kemerdekaan Bangsa Indonesia yakni tanggal 17.

Pada tahun 1940 terjadi perang dunia ke 2 dan berlangsung hingga tahun 1945. Saat itu negara-negara di dunia menjadi 2 kelompok besar. Kelompok pertama ada Amerika, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, Yaman dengan nama kelompok sekutu. Dan kelompok ke-2 ada Jerman, Jepang, Itali, Turki dan lainnya. Selama 5 tahun lamanya dua kelompok tersebut saling serang satu sama lain.

Pada tanggal 6 Agustus 1945 kelompok sekutu berhasil menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima Jepang. Tapi jatuhnya bom atom dalam peperangan pertama kalinya di dunia ini belum membuat Jepang menyerah. Amerika pun menjatuhkan bom atom untuk kedua kalinya di kota Nagasaki Jepang. Korban berjatuhan lebih banyak lagi. Dan berhasil, pada tanggal 14 Agustus, Jepang akhirnya menyerah. Penggunaan senjata bom itu, korban pihak Jepang berjatuhan mencapai 10 juta manusia. Akibatnya, pendudukan tentara jepang di negara-negara seperti Malaysia, Singapura termasuk yang ada di Indonesia lalu turut menyerah.

Kekalahan Jepang akibat bom atom itu disisi lain merupakan kesempatan emas bagi Negara jajahannya untuk secepatnya menyatakan merdeka. Pada tanggal 15 Agustus malam, para pemuda revolusioner Indonesia memaksa Soekarno supaya mengambil tindakan cepat untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia malam itu juga. Para pemuda malam itu memaksa Soekarno dengan todongan senjata. Bagaimana Bung karno pada waktu itu bersikap ? Bung Karno menolak, “Potong leher saya. Kalian bisa membunuh saya, tapi tidak bisa memaksa saya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia malam ini. Nanti, pada tanggal 17!,” Jawab Bung Karno.

Karena menolak, pagi harinya Bung Karno diculik lalu dibawa ke Rengas Dengklok. Tindakan para pemuda itu bermaksud menjauhkan Bung Karno dari pengaruh Jepang agar mau segera memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Tapi bung Karno tetap bersikukuh pada pendiriannya tanggal 17 Agustus. Dan akhirnya Bung Karno pun dikembalikan lagi ke Jakarta. Apa yang membuat Bung Karno tidak mau merubah pendiriannya walaupun dipaksa akan dibunuh ? Seorang pemuda bernama Sukarni menanyakan latar belakang Bung Karno. Mengapa harus tanggal 17, tidak malam tanggal 16 itu saja. Bung Karno menjawab, tanggal 15 atau tanggal 16 itu kehendak kalian, tapi tanggal 17 Agustus itu kehendak Alloh, untuk kelangsungan Negara Indonesia yang masih diliputi bahaya ini.

Kalau ingin tahu latar belakang Bung Karno bersikukuh memproklamasikan pada tanggal 17 Agustus, silahkan membaca sendiri bukunya. Judulnya Bung Karno Penyambung lidah Rakyat, tebal 470 halaman, disusun wartawati kebangsaan Amerika namanya Cindy Adam dan diterbitkan oleh Gunung Agung. Buku aslinya berbahasa Inggris dan sudah disalin dengan sejumlah bahasa. Seperti disalin dalam bahasa Arab, bahasa Jepang, bahasa Cina, bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Di bab 24 dari hal 316 sampai 318 dapat dimengerti lebih detail latar belakang Bung Karno memilih tanggal 17 Agustus.

Mengapa kata-kata Berkat dicantumkan? Bung karno menerangkannya sendiri dengan 5 alasan.  Pertama, sekarang ini (waktu itu) sedang dalam bulan puasa. Kedua, dan kita sedang berpuasa. (bulan puasa lain dengan orang yang berpuasa). Bulan puasa adalah barokah. Dan mengerjakan amalan puasa adalah perintah Alloh mendapatkan barokah. Alasan ketiga, 2 hari lagi tanggal 17 dan pada tanggal itu kitab suci Al Qur-an diturunkan. Alasan ke-4,  kita (umat Islam) diwajibkan sholat 17 rokaat sehari semalam. Alasan ke-5, tanggal 17 besok itu bertepatan dengan hari Jum’at. Lima hal inilah yang menjadi alasan Bung Karno.

Kewajiban Sholat 5 waktu itupun diwajibkan pada tahun 1 kenabian, bukan tahun 12 kenabian. Harinya Jum’at, hari pilihan Alloh, hari yang barokah. Terlebih besok itu jatuh pada hari Jum’at Legi. Jum’at artinya kumpul dan legi artinya manis. Jadi Jum’at Legi itu hari kumpulnya berbagai rasa manis.

Oleh karena bulan Romadlon itu bulannya Alloh, melaksanakan puasa perintah Alloh, Sholat lima waktu, perintah Alloh, kitab Al Qur-an pilihan Alloh. Hari Jum’at pilihan Alloh. Maka tanggal 17 itu juga pilihan Alloh. Itulah, maka tertulis Atas Berkat Rohmat Alloh.

Setelah merdeka kita menghadapi masalah yang besar dan rumit. Tentara jepang yang di Indonesia masih banyak, sekitar 75 ribu dengan senjata lengkap. Sementara dari luar ada tentara Belanda yang membonceng Sekutu masuk ke Indonesia, ingin menjajah lagi. Dalam kondisi dikepung dua kekuatan besar, dari dalam dan luar itu, kalau bangsa Indonesia tidak diberkahi Alloh mana mungkin bisa menghadapi.

Selama 350 tahun Belanda menjajah dan menguasai Indonesia, lalu Indonesia jatuh ke tangan Jepang setelah mengalahkan Belanda. Setelah Jepang dikalahkan Sekutu, maka Sekutu pun lalu merasa berhak menguasai Indonesia. Tanpa Berkat Rohmat Alloh, mana mungkin Bangsa Indonesia mampu menghadapi kesulitan demi kesulitan itu.

Umur 3 bulan setelah merdeka, waktu itu, sebagai pemenang perang dunia ke-2, Sekutu dengan sombong mengultimatum Indonesia. Kalau rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan senjata akan diserang dari berbagai penjuru: darat, laut dan udara. Sungguh, karena arek-arek Surabaya menolak menyerah, Surabaya diluluhlantakkan tentara Sekutu. Surabaya betul-betul hancur, tapi hanya fisik-fisiknya saja. Walaupun demikian, disisi lain arek-arek Surabaya dalam perlawanannya waktu itu berhasil membunuh Jenderal Malabi. Kejadian ini membuat Sekutu malu luar biasa. Betapa tidak, selama 5 perang dunia, Sekutu berhasil menjadi pemenang, tapi melawan Indonesia yang baru berumur 3 bulan seorang jenderal perangnya tewas ditangan arek Surabaya. Ini membuktikan adanya Atas Berkat Rohmat Alloh.
Tiga tahun kemudian tepatnya tahun 1948, Bangsa Indonesia ditusuk pengkhianatan PKI Madiun. Demikian terus menerus Bangsa Indonesia menerima ancaman dari hari demi hari tapi karena Atas Berkat Rohmat Alloh akhirnya selamat.

Bhinneka Tunggal Ika, Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa


Bayangkan pula ! Bangsa Indonesia ini menganut bermacam-macam agama, ada Hindu Budha Kristen, Kong Hu Chu, Islam. Bermacam suku, ada 357 suku. Bahasa induknya ada 60 macam. Walaupun memiliki keragaman yang demikian, tapi negara Kesatuan Republik Indonesia bisa tetap berdiri. Ini keajaiban. Dan anehnya, Negara Timur Tengah yang memakai bahasa satu – bahasa Arab, agama penduduknya mayoritas Islam semua, tapi tidak bisa menjadi Negara Kesatuan Arab ? Maka wajar kalau mereka heran melihat Indonesia. Itu lagi-lagi karena latar belakang Berkat Alloh.

Lalu apa latar mukanya ? Latar mukanya adalah harapan agar dengan berkat dari Alloh itu kemerdekaan Negara Republik Indonesia dapat lestari. Dan sekarang kita tinggal mensyukurinya. Bagaimana cara syukur kita ? Yaitu bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ini harus dipertahankan dengan sungguh-sungguh. NKRI harga mati. Harus diisi dengan kebaikan-kebaikan.

Jangan dibocori. Laksana kapal besar, Negara Kesatuan Republik Indonesia mengangkut 200 juta lebih manusia. Harus dipelihara, dicintai, dibela. Jangan sampai sana mbocori. Jangan mudah bentrok, karena masalah ini bentrok, masalah lainnya lagi muncul bentrok. Kalau sikap seperti itu diamalkan sungguh-sungguh maka Ratu Adil akan muncul. Ratu Adil itu bukan figur tapi sistem.

Ingat pula uletnya perjuangan yang dilakukan oleh para pendahulu kita demi mewujudkan kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini. Selama 434 tahun tidak pernah berhenti, terus menerus berjuang. Digerakkan oleh cita-cita luhur dan akhlaq karimah. Seperti tercantum dalam pembukaan UUD ’45 “… didorongkan oleh cita-cita luhur. Apa keinginan luhurnya ? yaitu Berkehidupan kebangsaan yang bebas. Maknanya merdeka. Merdeka tanah airnya, bangsanya, kedaulatan negaranya dan disusun menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Jadi tanpa Berkat Rahmat Alloh tak akan ada kemerdekaan, tanpa kemerdekaan tak ada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dasarnya Pancasila: Ketuahanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tujuannya berdirinya negara jelas. Untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia, baik Bangsa Indonesia yang ada di dalam negeri maupun diluar negeri. Untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum, bukan kesejahteraan perorangan atau golongan. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Melaksanakan ketertiban dunia tapi dengan dasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sifat Negara yang dituju pun baik dan jelas: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Itulah yang diimpi-impikan Bangsa Indonesia sejak dulu: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Seperti diungkapkan dalam bahasa pedalangan, “Negara Panjang Punjung Wukir Pasir Gemah Ripah Loh Jinawi Toto Tentrem Karto Raharjo Tebih Saking Laku Judi Rumagang Ing Gawe Saiyek Saikoprapti” Itu gambaran Negara adil makmur.

Toto itu maksudnya semua aparatur Negara tertata, ada pemerintahan. Presiden, Mentri, Gubernur, Bupati, Pak Lurah, Pak Camat dan hansip.

Tentrem : untuk menjaga keamanan dan ketentraman Bangsa Indonesia memiliki alat keamanan: angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, kepolisian dan lainnya.

Karto Raharjo : Kulak dagang. Tebih Saking laku judi maksudnya jauh dari perbuatan tercela, tidak ada perampok dan maling.

Rumagang ing gawe maksudnya penduduknya rajin bekerja, tidak menjadi peminta-minta.

Saiyek saikoprapti maksudnya rakyatnya saling hormat menghormati, harga menghargai, tolong menolong, nasehat menasehati, ingat mengingatkan.

Jadi semua sudah tercakup. Kalau ada gempa ingat Alloh menyebut Allohu Akbar, terjadi kebakaran besar menyebut Allohu Akbar. Mengawali segala perbuatan baik dengan bismillah, mau makan, tidur dan lainnya membaca bismillah. Kalau sedang terperosok ke hal-hal yang tidak baik membaca istighfar. Akan mengerjakan sesuatu pada waktu yang akan datang mengucap Insyaa Alloh. Terkena musibah – Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un. Mendapat nikmat Alhamdulillah. Jadi ingat kepada Tuhan dalam segala keadaan. Di mana saja, kapan saja, dalam keadaan apa saja: susah, gembira, ramai dan sepi.

Kalau mau bersyukur Insyaa Alloh selamat. Harus pula menginsyafi, bahwa manusia lahir di dunia ini tidak sendirian. “Ngaweruhi dulur kang lahir bareng sedino” (mengetahui saudara yang lahir bersamaan dalam waktu sehari). Itu pendidikan kemanusiaan. Ada yang lahir di Eropa, ada yang lahir di Asia dan benua lainnya. Jadi manusia yang akhirnya menjadi berbangsa dan bernegara ini datang datang kedunia tidak sendirian, rombongan, ada ratusan ribu.

Macam-macam warna kulitnya: ada yang putih, kuning, sawo matang dan lainnya. Itu Bhineka Tunggal Ika. Bhinneka – Berbeda-beda, Tunggal Ika – tapi satu. Yang harus ditunggalkan itu kekuatannya, bukan kebhinnekaannya. Dan kebhinekaan itu dicengkeram oleh burung Garuda yang melambangkan jiwa besar. Maksudnya kekuatan kebhinekaan itu disatukan sehingga menjadi jiwa yang besar. Kalau mudah bertengkar karena kebhinekaan, perbedaan maka jiwanya akan menjadi kecil.(*)

Sumber :
http://www.alkautsar-dhibra.com
http://www.opshid.org/

Martabat Nafsu (4) MUTMAINAH

NAFSU MUTMAINAH
Inilah peringkat/ martabat nafsu yang pertama yang benar-benar diridhai Allah seperti yang saudara kita nyatakan di atas. Yang layak masuk syurga Allah. Maknanya siapa sampai pada maqam ini bererti syurga tetap terjamin, InsyaAllah. Hakikat inilah yang difirmankan Allah: "Wahai orang yang berjiwa / bernafsu mutmainnah,pulanglah kepangkuan Tuhanmu dalam keadaan redhai meredhai olehNya dan masuklah ke dalam golongan HAMBAKU dan masuklah ke dalam syurgaKU".
Pada peringkat ini jiwa mutmainnah merasakan ketenagan hidup yang hakiki yang bukan dibuat-buat. Tidak ada lagi perasaan gelisah. Semuanya lahir dari tauhidnya yang tinggi dan mendalam. Tauhid yang sejati dan hakiki. Tidak ada lagi perbezaan senang dengan susah baginya sama sahaja. Pada maqam inilah permulaan mendapat darjat wali kecil.
Antara sifat-sifat maqam ini adalah:
1. Taqwa yang benar.
2. Arif
3. Syukur yang benar
4. Tawakkal yang hakiki
5. Kuat beribadat
6. Redha dengan ketentuan Allah
7. Murah hati dan seronok bersedekah.
8. Dan lain-lain sifat mulia yang tidak dibuat-buat


Pada maqam ini biasanya(walaupun tidak semestinya), akan adanya keramat-keramat yang luar biasa serta mendapat ilmu dengan tak payah belajar sebab sudah dapat mengesan rahsia-rahsia dari LohMahfuz. Adanya sifat lidah masin. Apa yang keluar dari mulut bukan sembarangan lagi bahkan menerusi yang dipanggil sebagai 'inkisaf'. Mereka sudah menguasai ilmu peringkat nur, tajalli, sir dan juga sirussir, iaitu lebih tinggi dari maqam mulhamah.

Yang dikatakan menerusi sirussir ialah cara penerimaan dengan telinga dan mata batin. Kalau mulhammah tadi baru terbuka dengan telinga batin tanpa mata batin. Dengan mata batin inilah dia berupaya melihat sesuatu yang ghaib yang tak mampu dilihat oleh mata biasa kita. Malah dapat melihat sesuatu yang akan berlaku pada masa akan datang. Betul-betul macam melihat TV. Malah siap boleh rewind lagi. Kalau guru kita nak lihat sejarah hidup kita yang lalu biasanya dia akan memrhati rakaman hidup kita dan mengesan dimana kesalahan kita dan memberi petua untuk membetulkannya. Kalau mencuri disuruhnya kita memulangkan kembali serta minta halal dan maaf, dan sebagainya lagi. Namun begitu dia tetap akan menjaga aib muridnya kepada orang lain. Perlu diingat pada peringkat ini dia tidak terganggu penglihatan dan pendengaran zahirnya pada masa sama melihat dan mendengar yang batin walaupun duduk di kedai kopi bersama-sama orang lain. Melalui penerimaan sirussir ini dia berupaya melihat alam barzakh, menjelajahi alam alam malakut. Keyakinan mereka sudah pada tahap ainul yakin dan haqqul yakin.

Fana juga boleh berlaku yang dikenali sebagai "fana qalbi" iaitu merupakan penafian diri ataupun menafikan maujud dirinya dan diisbatkan kepada wujudnya Allah semata-mata.Inilah peringkat yang kita bincangkan dulu mengenai LAA MAUJUD ILLALLAH. Keadaan inilah yang digambarkan Allah: "Semua yang ada adalah fana (tiada wujud hakikinya).Dan yang kekal(baqa) itu adalah wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan"
Namun fana qalbi ini tidaklah kekal.

MARTABAT NAFSU 3)SHULFIYAH

MARTABAT NAFSU 3)SHULFIYAH

Nafsu SULFIAH Nafsu ini lebih baik dari amarah dan lawwa-mah.Nafsu mulhamah ini ialah nafsu yang sudah menerima latihan beberapa proses kesucian dari sifat-sifat hati yang tercemar melalui latihan sufi/ tariqat/ amalan guru lainnya yang mempunyai sanad dari Rasulullah s.a.w.Kesucian hatinya telah menyebabkan segala lintasan kotor atau khuatir-khuatir syaitan telah dapat dibuang dan diganti dengan ilham dari malaikat atau Allah.
Firman Allah:
"Demi nafsu (manusia) dan yang menjadikannya (Allah) lalu diilhamkan Allah kepadanya mana yang buruk dan mana yang baik, sesungguhnya dapat kemenanganlah orang yang menyucinya (nafsu) dan rugilah (celakalah) orang yang mengotorkannya(nafsu)Makam nafsu ini juga dikenali dengan nafsu samiah. Pada pringkat ini amalan baiknya sudah mengatasi amalan kejahatannya. Sifat mazmumah telah diganti dengan mahmudah. Sikap beibadat telah tebal dan amalan guru terus diamalkan dengan lebih tekun lagi.
Pada penyesalan pada peringakat lawwamah tadi terus bersebati di dalam jiwa. Isyarat lawwamah sentiasa subur. Sesungguhnya taubat orang peringkat sulfiah ini adalah "taubatan nasuha" . Bukan HANYA di mulut tetapi hakiki.
Dalam kehidupan sudah terbina satu sikap yang baik,tabah menghadapi cobaan, bila terlintas sesuatu yang ke arah maksiat cepat-cepat memohon kepada perlindungan dari Allah.

Firman Allah:
"Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa , bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka seketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahan."
Sabda Rasulullah S.a.w:
"Barangsiapa yang merasa gembira dengan kebaikannya dan merasa susah (gelisah) dengan kejahatan yang dilakukan, maka itu orang-orang mukmin"
Zikir pada tahap ini telah menyerap kedalam lubuk hatinya bukan sekadar manis dibibir saja . Malah sudah menerima hakikat nikmat zikir dan ibadah. Bila disebut nama Allah rindunya sangat besar, berderau darahnya dan gementar tubuhnya tanpa disengajakan.
Firman Allah:
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu, bagi mereka apabila  disebut nama Allah, nescaya gementarlah seluruh hati mereka"Perasaan ini terus menjalar sehingga bertemu kekasihnya.

Tanda sifat-sifat yang bernafsu Shulfiah:1. Sifat-sifat ketenangan,lapang dada dan tidak putus asa.
2. Tak sayangkan harta
3. Qanaah.
4. Berilmu laduni
5. Merendah diri/ tawwadu'
6. Taubat hakiki
7. Sabar hakiki
8. Tahan ujian dan menanggung kesusahan


Mereka pada tahap ini mulai masuk ke sempatan maqam wali yakni kerapkali mulai mencapai fana yang menghasilkan rasa makrifat dan hakikat (syuhud) tetapi belum teguh dan kemungkinan untuk kembali kepada sifat yang tidak baik masih ada. Kebanyakan orang cepat terhijab pada masa ini kerana terlalu asyik dengan anugerah Allah padahal itu hanyalah ujian semata-mata.

Dalam konteks ilmu pula mereka bukan sahaja menguasai ilmu qalam malah sudah dapat menguasai ilmu ghaib menelusuri tiga cara laduni yaitu nur, cara tajalli dan cara laduni di peringakat sir. Yang dimaksudkan dengan laduni peringkat sir ialah menerusi telinga batin yang terletak ditengah-tengah kepala yang biasanya dipanggil bahagian tanaffas. Suara yang diterima amat jelas sekali. Tak ubah seperti mendengar suara telefon. Pada masa yang sama pendengaran zahir tetap tidak terganggu walaupun masa menerima laduni sir itu ada kawan bicara. Biasanya suara ghaib itu adalah waliyulah atau ambia yang merupakan guru-guru ghaib yang bertugas mengajar ilmu ghaib pada mereka yang diperingkat mulhamah. Tapi perlu ingat guru murysid zahir kita tetap guru. Malah Guru mursyid kita sebenarnya telah berkomunikasi terlebih dahulu dengan guru-guru ghaib ini. Sebab itu kalau tak ada murysid kita akan terpedaya dengan syaitan dan jin yang menyamar. Pembukaan telinga batin ini pada awalnya berlaku seakan suatu bisikan suara yang dapat mebahagian dalam anak telinga, dimana pada permulaannya merasa berdesing. Kemudian barulah dapat dengar jelas.
Zikir tetap meningkat. Pada peringkat inilah Allah berfirman:
"Orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir kepada Allah.Ingatlah hanya dengan berzikir kepada Allah sajalah hati menjadi tententram.

MARTABAT NAFSU 2)LAWWAMAH

Martabat Nafsu (2) NAFSU LAWWAMAH

Nafsu lawwamah ialah nafsu yang selalu mengkritik diri sendiri bila berlaku suatu kejahatan dosa atas dirinya. Namun lebih baik sedikit dari nafsu amarah. Kerana ia tidak puas atas dirinya yang melakukan kejahatan lalu mencela dan mencerca dirinya sendiri. Bila buat khilaf dia lebih cepat sadar dan terus kritik dirinya sendiri.
Perasaan ini sebenarnya timbul dari sudut hatinya sendiri bila buat dosa, secara automatik terbitlah semacam bisikan dilubuk hatinya. Inilah yang di katakan lawwamah. Bisikan hati seseorang akan melarang dirinya melakukan sesuatu yang keji timbul secara spontan bila terbersid sedikit saja dihatinya. Cepat rasa bersalah pada Allah Rasulullah atas keterlanjurannya.  ibarat taufik dan hidayah Allah untuk memimpinnya kembali dari kesesatan dan kesalahan kepada kebenaran dan jalan yang lurus.
Rasulullah s.a.w bersabda:
• "Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan menjadikan untuknya penasihat dari hatinya sendiri"
• "Barangsiapa yang hatinya menjadi penasihat baginya, maka Allah akan menjadi pelindung ke atasnya."
Tapi bila seseorang itu meningkat ke martabat nafsu lawwamah tapi tidak mematuhi isyarat lawwamah yang memancar di hatinya, maka lama-kelamaan isyarat ini akan padam dan gelap. Hingga jatuhlah kembali pada tahap nafsu amarah kembali. Sebab itu kadang-kadang kita melihat sekejap orang itu baik, sekejap berubah jahat kembali. Kemudian berubah balik. Inilah bolakan hati yang di sebabkan oleh keadaan nafsunya yang berubah-ubah.
Firman Allah:
• "Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti (suruhan jahat) mereka setelah datang ilmu (isyarat lawwa-mah) kepadamu, sesungguhnya kamu termasuk dalam golongan orang-orang yang zalim"
• "Sesungguhnya petunjuk Allah ialah petunjuk yang sebenarnya.Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan (jahat dan keji) mereka , setelah ilmu diperolehi (datang kepadamu) maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu".
Pada tahap lawwamah ini masih lagi bergelimang dengan sifat-sifat mazmumah tapi jumlahnya mulai berkurang sedikit. Keinsafan memancar. Sekiranya dia terus mematuhi isyarat lawwamah yang ada, sedikit demi sedikit sifat-sifat keji dapat dihapuskan. Pada peringkat ini dia banyak meneliti diri sendiri dan merenung segala kekhiilafan yang lalu. Bila perasaan menyesal datang, orang-orang pada peringkat sangat mudah mengeluarkan air mata penyesalan. Kerap menangis dalam solat, atau bila sendirian, sewaktu berzikir, bersolawat. Air matanya bukanlah disengajakan tetapi berlaku secara spontan. Inilah dikatakan sebagai tangisan diri. Pada peringkat ini mula banyak mengkaji dan meneliti alam dan kejadian. Malah sentiasa membandingkan sesuatu dengan dirinya. Mereka juga menjadi gila untuk beribadat dan cenderung kepada perbincangan berkaitan soal mengenal diri dan mula jemu dengan persoalan yang tidak berkaitan dengan agama. Perubahan ini boleh jadi mendadak sekiranya kita terjun ke alam tasauf.
Rasulullah s.a.w bersabda:
• "Bahawasanya orang-orang mukmin itu perhatiannya pada solat, puasa dan ibadat dan orang munafik itu perhatiannya lebih kepada makanan dan minuman seperti halnya binatang"
• "Sedikit taufik adalah lebih baik dari banyak berfikir dan berfikir perkara duniawi itu mendaruratkan dan sebaliknya berfikir perkara agama pasti mendatangkan kegembiraan"
Pada tahap ini sudah mementingkan akhirat dari dunia.
Namun begitu walau dibandingkan dengan martabat nafsu amarah ia lebih tinggi sedikit, namun sekali-sekala ia tidak terlepas juga dari jatuh kedalam jurang dosa dan kejahatan.Imannya masih belum kuat.Namun ia cepat sedar dan cepat beristigfar minta ampun kepada Allah.
Firman Allah:
"Aku bersumpah dengan nafsu lawwamah"
Sebagai contoh kalau tertinggal sembahyang terdapat perasaan sempit hati dan cepat menyesal sehingga terus melakukan Sholat kadha. sifat - sifat nafsu lawwamah adalah:
1. Mencela diri sendiri
2. Bertafakur dan berfikir
3. Membuat kebajikan tetapi masih ria
4. Kagum pada diri sendiri yakni 'ujub
5. Membuat sesuatu dengan sum'ah -agar dipuji
6. Takjub pada diri sendiri
Siapa yang merasa berdegup di hati sifat seperti di atas maka masih berada pada tahap nafsu lawwamah. nafsu ini terdapat pada kebanyakan orang awam .
Harus kuat berzikir lagi untuk menembus dan menyucikan sisa-sisa karat hati. Zikir pada peringakat nafsu ini masih  dibibir saja tetapi kadang-kadang sudah mulai meresap masuk ke lubuk hati tapi dalam keadaan yang tidak istiqamah. Pada peringkat ini memang sudah timbul gila beribadat sehingga kadang-kadang merasa dirinya ringan dan melayang, kadang-kadang macam hilang dirinya. Rasa semacam semut berderau diseluruh tubuhnya terutama pada bahagian tulang belakang dan tangannya. Keadaan beginilah menimbulkan keasyikan yang menyegerakan dengan amalan zikir dan ibadat lain.


Pada peringkat ini sudah  menerima sedikit ilham hasil dari lubuk hati dan kadang-kadang mengalami mimpi yang perlu ditafsir kembali oleh guru. Bila diterusan dengan dzikir dan amalan yang diberi oleh guru(Mursyd) InsyaAllah nafsunya lawwa-mah ini akan meningkat kepada tahap seterusnya.