Senin, 30 Januari 2012

WAJIB HUKUMNYA MEMBELA NKRI

MAKLUMAT MURSYID THORIQOH SHIDDIQIYYAH SYEIKH MUKHTARULLOH AL MUJTABA , TENTANG PEMBELAAN TERHADAP NKRI

BISMILLAAHIR ROCHMAANIR ROCHIIM

1. Sejak zaman Rosululloh SAW sampai sekarang tidak ada negara Islam. Pada zaman Rosululloh yang ada negara madinah, bukan negara Islam. Didalam Al Qur-an sendiri tidak ada yang menerangkan tentang negara islam, yang ada negara Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur (QS. Saba' : 15)
2. Didunia ini tidak ada negara yang disandarkan kepada Tauhid, kecuali negara kesatuan republik Indonesia (NKRI)
1. Batang tubuh UUD 1945 bab 11 judul agama, pasal 29 ayat 1 : "Negara berdasar ketuhanan yang maha esa".
2. Dalam pancasila sila pertama: "Ketuhanan yang maha esa".
Dan hanya NKRI-lah satu satunya negara didunia yang sudah sesuai dengan Al Qur-an.
3. Sumpah jabatan mulai dari atas sampai bawah juga disandarkan kepada Alloh : "Demi Alloh" (UUD 1945 bab 3 judul kekuasaan pemerintahan negara, pasal 9 ayat 1)
4. Kemerdekaan bangsa indonesia juga disandarkan kepada "Atas berkat Rohmat Alloh yang maha kuasa".(pembukaan UUD 1945 alinea 3)
Maha kuasa itu sifatnya dinamis, maha esa itu sifatnya statis.
Atas berkat Rohmat Alloh yang maha kuasa inilah mahkotanya bangsa indonesia, dan berkat Rohmat itu asalnya dari kalimat Bismillaahirrochmaanirrochiim.
5. Dalam lambang burung garuda, sila pertama dalam pancasila "Ketuhanan yang maha esa" dilambangkan bintang, warnanya kuning keemasan yang kilau kemilau, ini mengandung makna Nur Cahyo atau istilah Al Qur-an "Nuurun 'ala nuurin", dan bintangnya itu sudutnya ada lima, maksudnya untuk menerangi :
1. Dasar negara yang lima. (pembukaan UUD 1945, alinea ke 4)
2. Sifat negara yang lima. (pembukaan UUD 1945, alinea ke 2)
3. Tujuan negara yang lima. (pembukaan UUD 1945, alinea ke 4).
Terhadap kelompok kelompok yang mengancam pancasila dan ketuhan NKRI, termasuk NII (negara islam indonesia), OPSHID (organisasi pemuda shiddiqiyyah) dan seluruh warga thoriqoh shiddiqiyyah harus menonjolkan pembelaan terhadap pancasila dan NKRI.
Sebab bagi Shiddiqiyyah, membela tanah air itu hukumnya wajib 'ain.

AL HAMDULILLAAHI ROBBIL 'ALAMIIN


Maklumat ini disampaikan mursyid thoriqoh shiddiqiyyah secara langsung kepada DPP OPSHID di pusat : Losari Ploso Jombang, pada hari sabtu pon tanggal 26 Jumadil awal 1432 H. /30 April 2011 M. Disalin dan disebarluaskan kepada warga Shiddiqiyyah oleh DPP OPSID.


Apa saja yang Allah anugrahkan kepada manusia berupa rahmat maka tidak ada seorangpun yang dapat menahanya dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat melepaskanya sesudah itu. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS AL FAATHIIR 35.2

POLITIK BERKEDOK AGAMA

Qomaruddin khan, seorang guru besar sejarah Islam universitas karachi, memberi analisis menarik bahwa tujuan Al Qur-an bukanlah menciptakan sebuah negara, melainkan sebuah masyarakat. Artinya agama tidak membela sistim pemerintahan atau bentuk negara seperti apapun ketika hukum bisa mengantarkan pada keadilan, perekonomian membawa pemerataan kesejahteraan, pendidikan bisa mencerdaskan kehidupan, dan lain sebagainya. Tiada penjelasan rinci mengenai bentuk negara memungkinkan Islam untuk mengikuti kemajuan zaman kondisi dan lingkungan baru.
Nabi Tidak Mendakwahkan Khilafah
Bahwa realitas perjuangan Nabi Muhammad dalam menyampaikan risalah kenabian bukanlah untuk tujuan politik kekuasaan, melainkan pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh sebagaimana misi kenabian adalah untuk menyehatkan moralitas masyarakat melaului pendekatan keteladanan sehingga kumpulan individu individu yang bermoral baik dapat mengejawantahkan struktur kehidupan bermasyarakat yang memberi kebaikan bagi seluruh alam
Kemunculan Rosululloh sebagai pemimpin tunggal masyarakat di jazirah arab pada waktu itu adalah bukan karena urusan politik pemerintahan apalagi kekuasaan melainkan karena kenabian dan kerosulan beliau. Tiga puluh enam kali peperangan dan tiga puluh delapan penyerbuan masa dakwah beliau adalah karena terjadinya penindasan dan pelanggaran terhadap kaum muslimin dalam beribadah, bukan untuk mewujudkan sistim pemerintahan apalagi khilafah.
Gagasan Khilafah: sebuah politik berkedok agama
Awalnya istilah khilafah mengacu pada Al Qur-an surat Al Baqoroh ayat 30 tentang penciptaan manusia yang disebut kholifah, wakil tuhan di bumi. Dalam hubungan dengan ayat ayat lain, para ulama menafsirkan, tugas kholifah ialah memakmurkan kehidupan dimuka bumi, bukan menegakkan khilafah.
Dari sini tampak bahwa secara sistematis golongan pro khilafah memperjuangkan gagasan khilafah dengan mengeksploitasi teks teks Al Qur-an dan As Sunnah untuk mendukung gagasannya sembari mengkampanyekan bahwa sistem sistem yang ada pada saat ini adalah penyebab kedzoliman, kebrobrokan, dan ketidakbermoralan masyarakat. Semua keburukan selalu dinisbatkan kepada sistem sistem lain, sedangkan segala kebaikan selalu dinisbatkan pada gagasan khilafah.
Konsep Khilafah justru akan memecah belah umat Islam
Dari sudut pandang yang lain dalam realitas keanekaragaman pemahaman umat Islam terhadap apa dan bagaiamana syariah, gagasan khilafah juga dapat diidentifikasi sebagai alat politik untuk memperuncing perselisihan antar umat. Secara normatif gagasan khilafah memang dieksplorasi sebagai wahana penyatuan umat Islam yang saat ini. Ketika gagasan khilafah sudah didukung secara penuh oleh umat Islam, maka akan sampailah pada fase perpecahan dalam penentuan khilafah sebagaimana sudah mulai terjadi sejak Rosululloh wafat. Persoalan penting pertama yang mengemuka setelah wafatnya Rosululloh adalah mencari pengganti kepemimpinan beliau. Persoalan ini menciptakan perpecahan abadi di kalangan masyarakat muslim.
Khilafah tidak menjamin pengayoman di segenap wilayahnya
Golongan pro khilafah indonesia menguraikan secara ringkas tentang apa itu khilafah, untuk apa, bagaimana memperjuangkannya. Mereka menyeru umat Islam untuk bergabung bersama golongannya dalam perjuangan penegakkan kembali khilafah.
Dalam manifesto pro khilafah sangat jelas dinyatakan jika saat ini ada satu atau lebih mengeri Islam yang menjelma menjadi sebuah daulah khilafah, yang didalamnya diterapkan sistem Islam, niscaya negara tersebut akan menjadi titik awal bagi proses reunifikasi atau penyatuan seluruh dunia islam menuju terwujudnya sebuah negara yang paling kuat didunia.
Namun sebenarnya itu omong kosong belaka, karena bukti sejarah mengatakan bahwa daulah khilafah itu tidak secara menyeluruh memberikan pengayoman kepada segenap wilayah seperti yang diagung agungkan olehnya.
Menolak sistim Thohut tapi justru menggunakannya
Fenomena masyarakat muslim indonesia menyimpan fakta yang sangat menarik. Semakin islamnya masyarakat ternyata tidak berhubungan lurus dengan kemenangan islam sebagai gerakan politik. Dengan realitas seperti itu tampaknya sulit bagi partai islam untuk mendapatkan popular support.
Maka untuk mendongkrak popularitas dan dukungannya, pro khilafah juga sering melakukan manipulasi data dan informasi untuk memobilisir dukungan publik terhadap pro khilafah dengan gagasan khilafahnya.
Data dan informasi yang menyimpulkan hasil sebaliknya justru didefinisikan sebagai meningkatnya dukungan publik muslim terhadap khilafah. Mereka tidak mau mengikuti sistem thoghut padahal dalam masalah ini mereka justru mempraktekkan sistem yang mereka anggap sebagai thoghut.

PEMBELAJARAN SENI UKIR SMPN 3 WELAHAN

BENTUK PECAHAN MOTIF UKIR TRADISIONAL JAWA

  Pecahan merupakan nama dan bentuk pada bagian motif ukiran, baik yang berupa suatu pahatan berbentuk garis maupun bentuk pahatan yang menyobek tepi pahatan batas ukiran. Pecahan memang mempunyai arti memecah antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya dalam satu bentuk objek ukiran. Pecahan dalam istilah ukiran tradisional Jawa dapat dibagi menjadi 2 macam. Pecahan tersebut adalah:
  • PECAHAN GARIS, yaitu suatu pahatan yang berbentuk garis pada ukiran daun, bentuk dan alurnya mengikuti kemana arah ukiran daun tersebut menjalar.
  • PECAHAN CAWEN, yaitu bentuk pahatan yang menyobek tepi batas ukiran daun.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar di atas, yang masing-masing menunjukkan bentuk pecahan garis dan pecahan cawen.


1. UKIRAN MOTIF JEPARA



MOTIF JEPARA
CIRI-CIRI UMUM DAN KHUSUS:
Bentuk –bentuk ukiran daun pada motif ini berbentuk segitiga dan miring. Pada setiap ujung daun biasanya terdapat bakal bunga ataupun buah dengan bentuk melingkar. Bentuk lingkaran ini tidak hanya tunggal, tetapi bentuknya lebih dari satu atau bertingakat. Lingkaran pada pangkal lebih besar, semakin ke ujung semakin mengecil. Ada juga bakal bunga atau buah berbentuk lingkaran besar yang dikelilingi beberapa lingkaran kecil.
BENTUK MOTIF :
1. DAUN POKOK.
Daun pokok motif ini mempunyai corak tersendiri, yaitu merelung-relung dan melingkar. Pada penghabisan relung tersebut terdapat daun yang menggerombol.
Bentuk ukiran daun pokok merelung-relung ini bila diiris berpenampang prisma segitiga.
2. BUNGA DAN BUAH.
Bunga dan buah pada motif Jepara ini berbentuk cembung (bulatan) seperti buah anggur atau buah wuni yang disusun berderet atau bergerombol. Bunga ini sering terdapat pada sudut pertemuan relung daun pokok atau terdapat pada ujung relung yang dikelilingi daun-daunnya,sedangkan bunganya mengikuti bentuk daunnya.
3. PECAHAN.
Pada pecahan ukiran daun motif ini terdapat 3 pecahan garis yang mengikuti arah bentuk daun, sehingga tampak seperti sinar. 
4. TRUBUSAN. 
Trubusan pada motifjepara ada 2. a. Berupa Daun yang tumbuh disepanjang tangkai relung. b. Berupa buah susun yang terdapat di cabang tangkai relung.
5. KETERANGAN: Ukiran motif Jepara ini kebanyakan alas atau dasarnya dibuat tidak begitu dalam,bahkan sering dibuat dengan dasar (tembus), ukiran ini sering disebut ukiran krawangan atau ukiran dasar tembus. Ukiran motif Jepara ini sering dipakai untuk menghias barang-barang kerajinan.


MOTIF MADURA

  Secara garis besar Motif Madura ini mempunyai bentuk ukiran daun yang melengkung, merelung dan terdapat ukel pada tiap ujung daunnya. Pecahan Cawen terdapat pada setiap bentuk daun, bukan pada salah satu daun (daun pokok) tetapi terdapat pada setiap bentuk daun yang ada terutama yang seiring seirama, mengikuti alur ritme dari daun pokok pada motif Madura ini. Pecahan Cawen pada daun pokok menyerupai gergaji, bentuknya bergerigi seperti yang terdapat pada gergaji.
Benangan terdapat pada bentuk ukiran daun pokok. Bentuk benangan tersebut tergolong benangan timbul. Bentuknya menuju ke arah ikal pada ujung daun tersebut.
Pecahan yang khas pada motif ini adalah pecahan garis. Pecahan garis mempunyai bentuk yang menyerupai dengan motif Jepara.
Keterangan:
Motif Madura ini banyak terdapat pada perahu, alat-alat untuk karapan sapi, hiasan bangunan rumah dan sebagainya. Bentuk motif ukiran ini kebanyakan berlapis-lapis (bersusun) sangat bagus, karena ukirannya kelihatan saling terpisah antara bentuk yang satu dengan yang lainnya. Bentuk ukiran yang bersusun ini tampak lebih hidup dan kelihatan sekali keindahannya yang khas, yang agak berbeda dengan motif tradisional yang lain.

MOTIF SURAKARTA


Motif Surakarta ini mempunyai bentuk ukiran daun yang melengkung berirama seperti simbol yang terdapat pada masyarakatnya yaitu masyarakat yang ramah, bersahabat dan menghormati orang lain. Di samping itu, bentuk motif ini menggambarkan tipikal masyarakatnya terutama untuk wanita yaitu digambarkan dengan lengkungan yang lemah gemulai dengan dipenuhi kesantunan wataknya.
Bentuk ukiran daun motif Surakarta ini diambil dari relung daun pakis yang menjalar bebas berirama. Daun-daunnya berbentuk cembung dan cekung. Berarti dapat dimasukkan dalam kategori motif ukiran yang mempunyai bentuk stilasi daun campuran. Campuran maksudnya adalah stilasi daun yang ada di motif Surakarta merupakan hasil perpaduan antara bentuk cekung dan cembung. Corak motif Surakarta seolah-olah menggambarkan watak dan kepribadian sipenciptanya, di samping pengaruh yang ada di sekitarnya. Hal ini terlihat pada keindahan dan keharmonisan tata cara Surakarta yang terkenal halus dan lemah gemulai, sehingga ukiran daun pada motif ini pun kelihatan indah harmonis beserta simbol-simbol budaya yang menyertainya.



MOTIF YOGYAKARTA

Motif Yogyakarta ini merupakan motif khas tradisional Jawa yang menggunakan nama kerajaan yang berkembang di wilayah tersebut. Kerajaan Ngayogyakarta yang masih tetap eksis sampai saat ini, walaupun sekarang menjadi salah satu wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Kerajaan Yogyakarta ini merupakan kelanjutan dari kejayaan masa silam Kerajaan Mataram Islam dengan hasil seni budayanya yang sangat maju, baik berupa ukir, batik, keramik atau hasil budaya yang lain. Watak masyarakat Yogya mewakili watak masyarakat Jawa pada umumnya yang mengutamakan nilai moral yang tinggi berupa sopan santun, unggah ungguh dan budaya toleransi antar sesama, gotong royong, saling menghormati sesama manusia yang cukup kental dalam tata kehidupan kesehariannya.
Motif Yogyakarta ini terkenal dengan nama ukiran perak Yogya. Bentuk motif ini mengambil contoh dari unsur daun pakis. Ukiran daun pokok berelung-relung, lemah gemulai dengan bentuk daun cembung dan cekung yang tumbuh pada relung tersebut. Pada akhir relung ini sering tumbuh bunga yang mekar dengan indahnya. Bunga yang mekar ini memberikan simbol seorang gadis muda yang sedang mekar-mekarnya dan melambangkan pula masa awal perkembangan menuju suatu kemajuan yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang haruslah punya cita-cita yang tinggi untuk meraih masa depan yang cerah.




MOTIF PEKALONGAN


Motif Pekalongan mempunyai bentuk ukiran daun campuran, yaitu pencampuran antara bentuk daun yang cembung dan bentuk yang cekung. Sebenarnya bentuk campuran dalam motif tradisional Jawa memang banyak ditemukan, baik dari motif Pekalongan maupun motif tradisional yang lainnya, memang beberapa ada yang konsekuen dengan kekhasan bentuknya sendiri.
Benangan
Benangan
pada motif ini menyerupai benangan yang ada pada motif Pejajaran. Hanya pada beberapa bentuk kadang-kadang saja, benangan motif ini berbentuk daun.
Sunggar
Motif Pekalongan
mempunyai Sunggar bersusun berbentuk cembung yang sama bentuknya dengan Angkup.
Pecahan
P
ecahan garis terdapat pada daun pokok, sedangkan pecahan cawen terdapat pada daun yang cekung. Sehingga kelihatan sekali perbedaannya antara pecahan garis dengan pecahan cawen jika dilihat dari cekung cembungnya.

MOTIF CIREBON

 

MOTIF CIREBON
Bentuk ukiran daun motif Cirebon ini berbentuk cembung dan cekung (campuran). Corak motif ukiran ini ada yang berbentuk karang adapula yang berbentuk awan, menyerupai ukiran Tiongkok. Ukiran corak ini kurang begitu dikenal, karena ukiran ini kebanyakan hanya dipakai untuk hiasan bangunan rumah saja.Untuk fungsi-fungsi yang lain memang jarang ditemukan, apalagi yang hanya berfungsi sebagai hiasan semata, hampir sama sekali tidak dijumpai. Kalaupun ditemukan hiasan di luar bangunan rumah, motif yang dijumpai tersebut bukanlah murni motif Cirebon, tetapi motif pengembangan dari motif Cirebon tersebut. Pencampuran yang semacam ini sudah tidak tergolong ke dalam motif ukir tradisional Jawa, tetapi termasuk ke dalam motif modern atau mungkin juga motif kontemporer.
BENTUK ANGKUP.
Motif Cirebon ini mempunyai angkup yang pada bagian ujungnya melingkari ikal daun patran, yang tumbuh dimuka daun pokok. Motif ini memang mempunyai bentuk angkup yang berbeda dengan bentuk angkup pada motif-motif tradisional lainnya. Bentuk ini bisa juga dikatakan sebagai bentuk kekhasan pada motif Cirebon ini.

BENTUK UKIRAN DAUN MOTIF SEMARANGAN

Bentuk ukiran daun motif Semarangan ini menunjukkan kekhasan ke-Jawa-annya. Kekhasannya itu terletak pada kelembutan dan kelenturan alur motifnya dengan irama goresan garis dari pangkal daun poko sampai dengan ujungnya yang berakhir pada bentuk ikal yang melengkung bagaikan bentuk spiral. Alur melengkung yang serba kelembutan ini sebagai simbol cermin kehidupan masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi etika kesopanan dalam berbagai segi kehidupan. Etika kesopanan masyarakat Jawa misalnya mengenai unggah ungguh yang berarti merupakan adab kesopanan dalam hubungannya dengan tatakrama terhadap orang tua, menghormati orang yang lebih tua, serta adanya toleransi dalam berbagai segi kehidupan. Cermin tersebut dapat divisualkan dalam bentuk karya seni ukir yang mengutamakan kelembutan bentuk karya. Masyarakat Jawa yang menghormati sesama maupun hubungan bangsa dan orang lain ini, secara alamiah dapat memunculkan kelembutan yang berupa relung-relung yang penuh dengan keanggunannya memunculkan bentuk daun yang dikombinasi (campuran). Motif ini tak mengenal huruf kaku, yang ada cuma keanggunan dan kelembutan. Gambar di atas dapat dicermati adanya kelembutan yang dimulai dari pangkal sampai dengan ujungnya kemudian di padu dengan daun-daun yang menempel tumbuh di kiri dan kanan daun pokoknya.

Jumat, 27 Januari 2012

SILSILAH SUNAN BONANG

Makam Sayyid Ibrahim Mahdum atau Sunan Bonang berada di Tuban Jawa Timur Indonesia.
Sunan Bonang itu putranya Ali Rahmatullah atau Sunan Ampel.

Inilah
silsilah Sunan Bonang :

Fatimah binti Rasulullah SAW
Sayyidina Husain
Zainal Abidin
Sayyid Muhammad al-Baqir
Sayyid Ja'far Shadiq
Ali al Uraidhi
Muhammad Naqib
Isa al Anshori
Ahmad al Muhajir
Alwi
Abdul Malik
Maulana Abdullah
Maulana Ahmad
Jamaluddin Husein
Ibrahim Asmoro
Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Ibrahim Mahdum (Sunan Bonang)

SILSILAH PANEMBAHAN SENOPATI

Danang Sutawijaya adalah pendiri Kesultanan Mataram yang memerintah sebagai raja pertama pada tahun 1587-1601, bergelar Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa. Panembahan Senopati bila dirunut silsilahnya ke atas ternyata sampai kepada Nabi Muhammad SAW dan juga masih ada hubungan darah dengan Sunan Gunung Jati (Maulana Syarif Hidayatullah).

Inilah silsilah Panembahan Senopati atau Danang Sutawijaya :

Nabi Muhammad SAW
Fathimah az Zahra + Sayyidina Ali bin Abi Thalib
Sayyid Husain
Sayyid Zaenal Abidin
Sayyid Muhammad al Baqir
Sayyid Jakfar Shodiq
Sayyid Qosim Kamil
Sayyid Idris An Naqib
Sayyid Ali Muhajir
Sayyid Ubaidillah
Sayyid Muhammad Alwi
Sayyid Ali Kholaqosan
Sayyid Muhammad Shohibul Mirbad
Sayyid Aminul Faqih
Sayyid Abdul Malik
Sayyid Abdullah Khon
Sayyid Ahmad Jalal Basyah
Sayyid Jamaludin Husain
Sayyid Ali Nuril Alam
Maulana Syarif Abdullah
Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
Pangeran Pasirian (Pangeran Arifin)
Pangeran Swargo
Panembahan Senopati (Danang Sutawijaya)

Panembahan Senapati atau Danang Sutawijaya meninggal dunia pada tahun 1601 dan dimakamkan di Kotagede Yogyakarta.

Rabu, 25 Januari 2012

DOA ANTI HIPERTENSI DAN STROKE


"Dengan membaca doa khusus sebelum makan, maka dia bebas dari serangan penyakit hipertensi, asam urat, dan stroke. Tapi membacanya harus percaya dan yakin terkabul".

Sehat adalah anugerah Tuhan dan dambaan kita semua. Sakit yang berlanjut dan tidak kunjung sembuh bisa menyebabkan penderitanya putus asa. Ketika menderita sakit disamping berobat ke dokter dan minum obat biasanya yang bersangkutan melakukan pantangan. Misalnya penderita asam urat akan berpantang makan B-E-N-J-O-L atau Bayam-Emping-Nangka-Jerohan-Otak-Lemak. Penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi biasanya akan menghindari makan Sate Gule Kambing.

Banyak orang baik itu dalam kondisi sehat dan tentu saja yang sakit, akan menjauhi-mengurangi-berpantang makan-makanan tertentu. Bagi orang yang sehat, upaya itu sebagai langkah preventif sebab lebih baik mencegah dari pada mengobati. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi mbah Nur (bukan nama sebenarnya). Siapa mbah Nur itu ?

Secara kebetulan sobat kami, mas Bejo, ketika mampir di warung Sate Gule Kambing Caruban Madiun bertemu dan berkenalan dengan mbah Nur ini. Usia mbah Nur ini sudah tua namun penampilan fisiknya tampak prima dan raut wajahnya lebih muda dari usianya. Yang bikin 'kagum' mas Bejo adalah porsi makan Sate Gule Kambing mbah Nur begitu aduhai. Dia begitu lahapnya menghabiskan makanan kesukaannya tersebut. Apa rahasia tubuh prima mbah Nur tersebut ? Terjadilah dialog antara mbah Nur (N) dengan mas Bejo (B) kurang lebih sebagai berikut :

B : Mbah, apa tidak takut terkena tekanan darah tinggi ? (Begitu kata mas BeJO sambil melihat porsi Sate Gule Kambing yang dimakan mbah Nur).

N : Tidak apa-apa Nak, biasa saja.

B : Apa rahasianya mbah ?

N : Tentu saja ada.

B : Apa itu mbah ?

N : Sebelum makan Sate Gule Kambing tadi dalam hati membaca 'Bismillah mlebu dadi awu'.

B : ??????? (doanya kok unik 'mlebu dadi awu')

N : Ya itu Nak yang mbah amalkan sebelum makan.

B : Jadi itu rahasianya mbah ? 'Bismillah mlebu dadi awu'

N : Ya nak, tapi membacanya harus percaya dan yakin terkabul.

Mbah Nur mengaku Sate Gule Kambing termasuk makanan kesukaannya karena itu sering dikonsumsinya sampai usia setua itu, namun tubuh tetap sehat tidak terkena penyakit misalnya hipertensi atau tekanan darah tinggi, asam urat, jantung dan stroke. Tentu saja semua itu anugerah dari Alloh Tuhan yang Maha Pengasih.

Konon doa adalah senjatanya orang mukmin. Kalimat 'mlebu dadi awu' secara harfiah berarti 'masuk jadi abu'. Tentunya doa diatas bermakna bahwa dengan kekuasaan Alloh Tuhan yang Maha Kuasa, maka semua zat yang terkandung dalam makanan tersebut dan dapat 'merugikan' organ tubuh manusia 'dinetralkan' atau 'tidak berpengaruh buruk'. Namun mas Bejo mengingatkan bahwa dia tidak mengajak Anda untuk mempercayai dan mengamalkan doa campuran bahasa Arab dan Jawa ini, karena itu hanyalah pengalaman pribadi mas Bejo ketika berjumpa dengan mbah Nur di warung Sate Gule Kambing Caruban Madiun. Doa ini oleh mas Bejo dinamakan 'doa anti hipertensi dan stroke'. Ada-ada saja mas Bejo ini.

JEPARA,12 AGUSTUS 1999

TURUNNYA PERINTAH SHALAT LIMA

Hari Rabu tanggal 29 Juni 2011 M kemarin bertepatan dengan tanggal 27 Rajab 1432 H ditetapkan sebagai hari libur nasional memperingati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Dalam kisah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW ini ada beberapa hal yang sangat menarik untuk direnungkan dan dicermati kembali oleh umat Islam.

Ada ribuan kitab, buku, situs dan blog yang mengisahkan peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW diantaranya dapat kita kutip dari situs Majelis Ta'lim Dzikrullah Maula 'Aidid (majlisdzikrullahpekojan.org | Kisah Isro' Mi'roj Nabi Muhammad Saw | Selasa, 13 Juli 2010 01:14).

Dalam kisah diatas yang menjadi bahan renungan bagi kita adalah mengapa Nabi Muhammad SAW 'dioperasi' hatinya kemudian 'diisi' iman, hikmah, ilmu, yakin, dan sabar ? Padahal saat itu Nabi Muhammad SAW telah menjadi nabi memasuki tahun ke-12 tentunya mustahil dalam hati beliau ada sifat tercela dan belum berisi iman, hikmah, ilmu, yakin dan sabar. Bila hati beliau itu kotor tentunya tidak akan bisa menerima wahyu dari Allah SWT. Apakah dalam hati beliau itu 'kosong' dari iman, hikmah, ilmu, yakin dan sabar sehingga perlu 'dioperasi' dan 'diisi' oleh malaikat Jibril a.s ?

Dalam kisah diatas dijelaskan beliau menerima kewajiban 50 shalat kemudian atas saran Nabi Musa a.s sehingga berkali-kali Nabi Muhammad SAW 'naik-turun' untuk usul 'keringanan' shalat kepada Allah SWT. Mungkinkah hal ini dilakukan oleh beliau ? Nabi Muhammad SAW itu berbudi pekerti yang agung dan sami'na wa atho'na atau 'aku dengar dan aku taat'. Walau misalnya kisah ini tercantum dalam kitab hadits shahih Bukhari dan Muslim, namun bila isinya tidak sesuai dan bertentangan dengan ayat Al Quran tentunya kita akan menolak hadits tersebut.

Kesimpulan lainnya dari kisah diatas adalah pada saat peristiwa Isra' Mi'raj itulah turunnya perintah shalat lima waktu. Berarti sebelum Isra' Mi'raj, Nabi Muhammad SAW dan umatnya belum melaksanakan shalat lima waktu karena belum ada perintah dari Allah SWT. Benarkah fakta ini ?

Shalat lima waktu adalah tiangnya agama Islam. Sebenarnya di tahun pertama kenabian sudah ada perintah shalat wajib yaitu shalat Lail dan shalat lima waktu. Shalat lima waktu saat itu terdiri atas shalat Isya 2 rakaat, Subuh 2 rakaat, Lohor 2 rakaat, Ashar 2 rakaat dan Maghrib 3 rakaat. Kemudian pada waktu Isra' Mi'raj itu Nabi Muhammad SAW diberi ketetapan shalat lima waktu, bukan diberi kewajiban shalat lima waktu. Ketetapan shalat lima waktu adalah wajib, tidak bakal dirubah dan tidak bakal diganti untuk selama-lamanya. Sedangkan hukum shalat Lail itu dirubah yang awalnya merupakan shalat wajib kemudian dirubah menjadi shalat sunat.

Pada tahun 1 hijrah ada perubahan jumlah rakaat shalat lima waktu. Sebelum hijrah jumlah rakaatnya ada 11 rakaat yaitu shalat Isya 2 rakaat, Subuh 2 rakaat, Dhuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat dan Maghrib 3 rakaat. Kemudian di tahun 1 hijrah bagi orang yang tidak musafir rincian jumlah rakaatnya menjadi shalat Isya 4 rakaat, Subuh 2 Rakaat, Dhuhur 4 rakaat, Ashar 4 rakaat dan Maghrib 3 rakaat; sedangkan bagi orang yang musafir kewajiban shalat lima waktu kembali seperti sebelum hijrah yaitu shalat Isya 2 rakaat, Subuh 2 rakaat, Dhuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat dan Maghrib 3 rakaat.

Dalam Al Quran surat Al Muzzammil yang turun pada tahun pertama kenabian menjadi bukti bahwa shalat lima waktu telah diperintahkan kepada Rasulullah SAW dan umat Islam jauh sebelum peristiwa Isra' Mi'raj. Disamping itu dalam Kitab Jamiush Shaghir jilid I bab huruf Alif halaman 195, bersabda Rasulullah SAW : "Awalnya sesuatu yang difardhukan oleh Allah Ta'ala atas umatku ialah shalat lima (waktu) dan awalnya sesuatu yang dinaikkan dari amal mereka adalah shalat lima (waktu) dan awalnya sesuatu yang ditanyakan ialah tentang shalat lima (waktu)".

Namun perbedaan paham dalam masalah ini hendaknya tidak menjadikan pertentangan yang tajam diantara umat Islam. Perbedaan paham adalah hal yang wajar. Semua hal hendaknya dikaji, ditelaah dan dicermati dengan lebih teliti sebelum memutuskan menolak atau menerima pendapat seperti ini. Bagaimana pendapat Anda ?

SILSILAH SUNAN KALI JAGA

Raden Syahid atau Sunan Kalijaga adalah putra Raden Sahur bin Aryo Tedjo.

Inilah
silsilah Sunan Kalijaga :

Sayyidina Abbas (paman Rasulullah SAW)
Syekh Abdul Wahid Qornain
Syekh Wahid Rumi
Syekh Mudzakir Rumi
Syekh Khoromis
Syekh Abdullah
Syekh Abdur Rahman
Ronggo Tedjo Laku atau Syekh Zali
Aryo Tedjo
Raden Sahur
Raden Syahid (Sunan Kalijaga)