Rabu, 01 Februari 2012

NERAKA ADA JUGA DI DALAM SPESIFIKASI PENDIDIKAN

Coba hidup kita mengawali dari Masa Yunani, karena referensi yang ada seolah berawal dari masa ini, maka kita akan ketemukan bahwa pada waktu itu, semua ilmu dipelajari oleh masing-masing orang.

Sulit kita berkata, sebenarnya apakah Socrates itu seorang yang ahli filsafat?, ataukah seorang yang ahli ilmu komunikasi? ataukah ahli matematik?.
Aristoteles, Plato, apakah ia seorang ahli filsafat?, ataukah ahli komunikasi?ataukah ahli politik? ataukah ahli kenegaraan?ataukah ahli matematik?
Archimedes, apakah ia seorang ahli fisika? ataukah ahli matematik? ataukah ahli kima? ataukah ahli filsafat juga?

dan kalau kemudian kita melompat ke masa kejayaan umat Islam di Baghdad, atau pun di Andalusia, maka sulitlah kita berkata, apakah seperti Ibnu sina itu ahli filsafat ?, ataukah ahli ilmu agama?ataukah ahli ilmu kedokteran?ataukah ahli psikologi?
Ibnu Rusyd, demikian juga dengan Imam Ghozali, apakah beliau ahli filsafat? ataukah ahli ilmu agama? ataukah ahli ilmu ekonomi? ataukah ahli ilmu pendidikan? ataukah ahli ilmu kedokteran?

Mengingat bahwa di masing-masing bidang itu oleh mereka semua dipelajari, diperdalam, dan menjadikan mereka menguasai dibidang-bidang ke ilmuan itu.

Ke universal an ilmu dan pembelajaran terhadap orang-orang dulu, terombak dengan cepat, terbongkar dan tergantikan seperti akar yang dicerabut dari dalam tanah, ketika masa-masa industri mulai bergerak.

Adam Smith "Bapak Ekonomi" yang memulainya.
di awali dari sebuah pabrik yang memproduksi sesuatu, maka ketika produktivitasnya sangat terbatas, dilakukanlah ide dari spesialisasi, kekhususan pekerjaan, pembagian tugas, pemilahan bidang yang dilakukan, dan kemudian terbukti produktivitas meningkat sampai 400%...
Inilah titik dimulainya spesialisasi dan dilanjutkan dengan pendidikan spesialisasi yang sampai sekarang ini hampir seluruhnya, hampir diseluruh dunia semuanya melakukan dan mempraktekkan spesialisasi ini.

Ada yang khusus mendalami ilmu teknik kimia...teknik fisika..teknik informatika..fisika murni..matematika..dll,dll,dll
Dan akal pikir memberikan alasan yang masuk akan.
Yakni untuk supaya kita lebih ahli dibidang kita masing-masing.
Tetapi, apakah kehidupan hanya membutuhkan satu bidang spesial ilmu itu?

Berangkat dari kebutuhan pabrik untuk meningkatkan produksi inilah kemudian dilakukan spesialisasi dibidang masing-masing.

Ironis sekali ketika seorang mahasiswa yang bergelut dengan teknik mesin selama hampir 6 tahun, kemudian tidak mendapatkan pekerjaan sesuai bidang yang sudah ditekuninya akhirnya berjualan es di pinggir jalan.

Ironis sekali ketika seorang sarjana mendalami bidang matematika, dan mendapatkan cumlaude tetapi beberapa waktu kemudian dia bercerai dari isterinya...

Untuk apakah sebenarnya pendidikan itu?
adakah ia hanya sebatas yang sekarang ini dilakukan yakni link & match saja?
antara demand dari perusahaan, fabrikan yang membutuhkan dengan supply dari institusi akademik yang ada ?
Sesempit itukah yang dituju sebenarnya dalam pendidikan?

Adakah terpikir pada diri kita, bahwa pemilik pabrik itu kadang cuman lulusan SD? sementara mereka yang lulus sarjana dan kadang bergelar magister menjadi karyawan di perusahaannya?

Adakah terpikir pada diri kita bahwa selama ini kita sekolah sedang dipersiapkan menjadi mesin produksi yang disusun secara mekanistis untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi?

Dana ketika sekolah sudah selesai dilakukan dengan biaya yang tinggi, hanya satu bidang ilmu saja yang engkau dapatkan? yang itupun tidak menjamin kamu untuk bisa bekerja?

Di salah satu perguruan tinggi negri terbaik di negara ini satu waktu saya berkumpul dengan 20 an mahasiswa, dan kemudian mereka saya tanya,"apa yang kamu cita-citakan setelah lulus?"
"Oh..saya pengen kerja di perusahaan ini cak...
"Oh saya pengen kerja dipabrik ini cak..
"Oh saya pengen kerja di perusahaan itu cak..

dan begitulah..paradigma yang sudah berurat akar tertanam menjadi pondasi yang kuat dalam diri mereka yang bersekolah umumnya, bahwa mereka memang dipersiapkan menjadi salah satu dari mesin produksi...

entah istilahnya bagian produksi sendiri, entah istilahnya marketing, entah istilahnya manager, entah istilahnya direktur, tetapi semuanya ada didalam paradigma besar untuk peningkatan produktivitas sebuah perusahaan.

Sementara kita semua menunggu datangnya kematian...
Seberapa banyakpun harta yang kita kumpulkan..
yang kita pergunakan hidup hanyalah beberapa piring makanan dan minuman saja...
serta pakaian secukupnya dengan ada tempat untuk berteduh seadanya..
dan..
kemudian semua akan ditinggalkan...
tanpa ada yang bisa dibawa sebagai bekal..
dalam perjalanan setelah kematian...yang abadi

Mau dibawa kemana pendidikan ini?
salam renungan, kamis

Mustafiq,S.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar