Bila sebuah negara diberkahi Alloh maka segala sesuatunya akan
sampai. Ilmunya sampai kepada kearifan, hukumnya akan sampai kepada
keadilan, ekonominya akan sampai kepada pemerataan, persatuannya akan
sampai kepada kekokohan, keimanannya akan sampai kepada kenyamanan,
kepimpinannya sampai kepada keteladanan, kekuasaannya sampai kepada
pengayoman. Seperti itulah gambaran negara yang diberkahi Alloh.
Mudah-mudahan Negara kita Indonesia ini bisa seperti itu.
Negara yang diberkahi itu insya Alloh juga akan selamat dari berbagai
bahaya. Ketika ditekan akan muncul, dikuruskan malah gemuk, dimatikan
malah menjadi hidup. Tidak akan tumbang oleh badai dan bahkan karena
badai itu akan mendorong negara itu berkembang .
Karena besarnya peran Berkah Alloh dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara maka para pendiri Negara ini, sejak 64 tahun yang lalu, sudah
menyadarinya sebagai hal yang prinsip. Dan ketika hendak memproklamirkan
kemerdekaan Bangsa Indonesia, masalah berkah itu lalu dimasukkan dalam
pembukaan UUD ’45, selanjutnya resmi menjadi konstitusi negara pada
tanggal 18 Agustus 1945. dengan dimasukkan berkah dalam konstitusi
negara, diharapkan negara republik Indonesia ini menjadi negara yang
diberkahi Alloh.
Berkah itu dapat dilihat pada alenia ke-III pembukaan UUD ’45 itu
disebutkan, “Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa, dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas. Maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Coba diteliti ! Kalimat awal berbunyi, “Atas Berkat Rohmat Alloh …“
dan berakhir dengan kalimat “…dengan ini menyatakan kemerdekaannya” Ini
proklamasi.
Apa latar belakang dan latar muka dicantumkannya kalimat, Atas Berkat
Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa ? Permasalahan ini belum banyak diketahui.
Latar belakangya diisyaratkan dalam tanggal kemerdekaan Bangsa
Indonesia yakni tanggal 17.
Pada tahun 1940 terjadi perang dunia ke 2 dan berlangsung hingga
tahun 1945. Saat itu negara-negara di dunia menjadi 2 kelompok besar.
Kelompok pertama ada Amerika, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, Yaman
dengan nama kelompok sekutu. Dan kelompok ke-2 ada Jerman, Jepang,
Itali, Turki dan lainnya. Selama 5 tahun lamanya dua kelompok tersebut
saling serang satu sama lain.
Pada tanggal 6 Agustus 1945 kelompok sekutu berhasil menjatuhkan bom
atom ke kota Hiroshima Jepang. Tapi jatuhnya bom atom dalam peperangan
pertama kalinya di dunia ini belum membuat Jepang menyerah. Amerika pun
menjatuhkan bom atom untuk kedua kalinya di kota Nagasaki Jepang. Korban
berjatuhan lebih banyak lagi. Dan berhasil, pada tanggal 14 Agustus,
Jepang akhirnya menyerah. Penggunaan senjata bom itu, korban pihak
Jepang berjatuhan mencapai 10 juta manusia. Akibatnya, pendudukan
tentara jepang di negara-negara seperti Malaysia, Singapura termasuk
yang ada di Indonesia lalu turut menyerah.
Kekalahan Jepang akibat bom atom itu disisi lain merupakan kesempatan
emas bagi Negara jajahannya untuk secepatnya menyatakan merdeka. Pada
tanggal 15 Agustus malam, para pemuda revolusioner Indonesia memaksa
Soekarno supaya mengambil tindakan cepat untuk menyatakan kemerdekaan
Indonesia malam itu juga. Para pemuda malam itu memaksa Soekarno dengan
todongan senjata. Bagaimana Bung karno pada waktu itu bersikap ? Bung
Karno menolak, “Potong leher saya. Kalian bisa membunuh saya, tapi tidak
bisa memaksa saya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia malam
ini. Nanti, pada tanggal 17!,” Jawab Bung Karno.
Karena menolak, pagi harinya Bung Karno diculik lalu dibawa ke Rengas
Dengklok. Tindakan para pemuda itu bermaksud menjauhkan Bung Karno dari
pengaruh Jepang agar mau segera memproklamirkan kemerdekaan Bangsa
Indonesia. Tapi bung Karno tetap bersikukuh pada pendiriannya tanggal 17
Agustus. Dan akhirnya Bung Karno pun dikembalikan lagi ke Jakarta. Apa
yang membuat Bung Karno tidak mau merubah pendiriannya walaupun dipaksa
akan dibunuh ? Seorang pemuda bernama Sukarni menanyakan latar belakang
Bung Karno. Mengapa harus tanggal 17, tidak malam tanggal 16 itu saja.
Bung Karno menjawab, tanggal 15 atau tanggal 16 itu kehendak kalian,
tapi tanggal 17 Agustus itu kehendak Alloh, untuk kelangsungan Negara
Indonesia yang masih diliputi bahaya ini.
Kalau ingin tahu latar belakang Bung Karno bersikukuh
memproklamasikan pada tanggal 17 Agustus, silahkan membaca sendiri
bukunya. Judulnya Bung Karno Penyambung lidah Rakyat, tebal 470 halaman,
disusun wartawati kebangsaan Amerika namanya Cindy Adam dan diterbitkan
oleh Gunung Agung. Buku aslinya berbahasa Inggris dan sudah disalin
dengan sejumlah bahasa. Seperti disalin dalam bahasa Arab, bahasa
Jepang, bahasa Cina, bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Di bab 24 dari
hal 316 sampai 318 dapat dimengerti lebih detail latar belakang Bung
Karno memilih tanggal 17 Agustus.
Mengapa kata-kata Berkat dicantumkan? Bung karno menerangkannya
sendiri dengan 5 alasan. Pertama, sekarang ini (waktu itu) sedang dalam
bulan puasa. Kedua, dan kita sedang berpuasa. (bulan puasa lain dengan
orang yang berpuasa). Bulan puasa adalah barokah. Dan mengerjakan amalan
puasa adalah perintah Alloh mendapatkan barokah. Alasan ketiga, 2 hari
lagi tanggal 17 dan pada tanggal itu kitab suci Al Qur-an diturunkan.
Alasan ke-4, kita (umat Islam) diwajibkan sholat 17 rokaat sehari
semalam. Alasan ke-5, tanggal 17 besok itu bertepatan dengan hari
Jum’at. Lima hal inilah yang menjadi alasan Bung Karno.
Kewajiban Sholat 5 waktu itupun diwajibkan pada tahun 1 kenabian,
bukan tahun 12 kenabian. Harinya Jum’at, hari pilihan Alloh, hari yang
barokah. Terlebih besok itu jatuh pada hari Jum’at Legi. Jum’at artinya
kumpul dan legi artinya manis. Jadi Jum’at Legi itu hari kumpulnya
berbagai rasa manis.
Oleh karena bulan Romadlon itu bulannya Alloh, melaksanakan puasa
perintah Alloh, Sholat lima waktu, perintah Alloh, kitab Al Qur-an
pilihan Alloh. Hari Jum’at pilihan Alloh. Maka tanggal 17 itu juga
pilihan Alloh. Itulah, maka tertulis Atas Berkat Rohmat Alloh.
Setelah merdeka kita menghadapi masalah yang besar dan rumit. Tentara
jepang yang di Indonesia masih banyak, sekitar 75 ribu dengan senjata
lengkap. Sementara dari luar ada tentara Belanda yang membonceng Sekutu
masuk ke Indonesia, ingin menjajah lagi. Dalam kondisi dikepung dua
kekuatan besar, dari dalam dan luar itu, kalau bangsa Indonesia tidak
diberkahi Alloh mana mungkin bisa menghadapi.
Selama 350 tahun Belanda menjajah dan menguasai Indonesia, lalu
Indonesia jatuh ke tangan Jepang setelah mengalahkan Belanda. Setelah
Jepang dikalahkan Sekutu, maka Sekutu pun lalu merasa berhak menguasai
Indonesia. Tanpa Berkat Rohmat Alloh, mana mungkin Bangsa Indonesia
mampu menghadapi kesulitan demi kesulitan itu.
Umur 3 bulan setelah merdeka, waktu itu, sebagai pemenang perang
dunia ke-2, Sekutu dengan sombong mengultimatum Indonesia. Kalau rakyat
Surabaya tidak mau menyerahkan senjata akan diserang dari berbagai
penjuru: darat, laut dan udara. Sungguh, karena arek-arek Surabaya
menolak menyerah, Surabaya diluluhlantakkan tentara Sekutu. Surabaya
betul-betul hancur, tapi hanya fisik-fisiknya saja. Walaupun demikian,
disisi lain arek-arek Surabaya dalam perlawanannya waktu itu berhasil
membunuh Jenderal Malabi. Kejadian ini membuat Sekutu malu luar biasa.
Betapa tidak, selama 5 perang dunia, Sekutu berhasil menjadi pemenang,
tapi melawan Indonesia yang baru berumur 3 bulan seorang jenderal
perangnya tewas ditangan arek Surabaya. Ini membuktikan adanya Atas
Berkat Rohmat Alloh.
Tiga tahun kemudian tepatnya tahun 1948, Bangsa Indonesia ditusuk
pengkhianatan PKI Madiun. Demikian terus menerus Bangsa Indonesia
menerima ancaman dari hari demi hari tapi karena Atas Berkat Rohmat
Alloh akhirnya selamat.
Bhinneka Tunggal Ika, Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa
Bayangkan pula ! Bangsa Indonesia ini menganut bermacam-macam agama,
ada Hindu Budha Kristen, Kong Hu Chu, Islam. Bermacam suku, ada 357
suku. Bahasa induknya ada 60 macam. Walaupun memiliki keragaman yang
demikian, tapi negara Kesatuan Republik Indonesia bisa tetap berdiri.
Ini keajaiban. Dan anehnya, Negara Timur Tengah yang memakai bahasa satu
– bahasa Arab, agama penduduknya mayoritas Islam semua, tapi tidak bisa
menjadi Negara Kesatuan Arab ? Maka wajar kalau mereka heran melihat
Indonesia. Itu lagi-lagi karena latar belakang Berkat Alloh.
Lalu apa latar mukanya ? Latar mukanya adalah harapan agar dengan
berkat dari Alloh itu kemerdekaan Negara Republik Indonesia dapat
lestari. Dan sekarang kita tinggal mensyukurinya. Bagaimana cara syukur
kita ? Yaitu bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ini harus
dipertahankan dengan sungguh-sungguh. NKRI harga mati. Harus diisi
dengan kebaikan-kebaikan.
Jangan dibocori. Laksana kapal besar, Negara Kesatuan Republik
Indonesia mengangkut 200 juta lebih manusia. Harus dipelihara, dicintai,
dibela. Jangan sampai sana
mbocori. Jangan mudah bentrok,
karena masalah ini bentrok, masalah lainnya lagi muncul bentrok. Kalau
sikap seperti itu diamalkan sungguh-sungguh maka Ratu Adil akan muncul.
Ratu Adil itu bukan figur tapi sistem.
Ingat pula uletnya perjuangan yang dilakukan oleh para pendahulu kita
demi mewujudkan kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini. Selama 434
tahun tidak pernah berhenti, terus menerus berjuang. Digerakkan oleh
cita-cita luhur dan akhlaq karimah. Seperti tercantum dalam pembukaan
UUD ’45 “… didorongkan oleh cita-cita luhur. Apa keinginan luhurnya ?
yaitu Berkehidupan kebangsaan yang bebas. Maknanya merdeka. Merdeka
tanah airnya, bangsanya, kedaulatan negaranya dan disusun menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia ini.
Jadi tanpa Berkat Rahmat Alloh tak akan ada kemerdekaan, tanpa
kemerdekaan tak ada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dasarnya
Pancasila: Ketuahanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Tujuannya berdirinya negara jelas. Untuk melindungi segenap Bangsa
Indonesia, baik Bangsa Indonesia yang ada di dalam negeri maupun diluar
negeri. Untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan
kesejahteraan umum, bukan kesejahteraan perorangan atau golongan.
Mencerdaskan kehidupan bangsa. Melaksanakan ketertiban dunia tapi dengan
dasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sifat Negara
yang dituju pun baik dan jelas: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Itulah yang diimpi-impikan Bangsa Indonesia sejak dulu: merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Seperti diungkapkan dalam bahasa
pedalangan, “Negara Panjang Punjung Wukir Pasir Gemah Ripah Loh Jinawi
Toto Tentrem Karto Raharjo Tebih Saking Laku Judi Rumagang Ing Gawe
Saiyek Saikoprapti” Itu gambaran Negara adil makmur.
Toto itu maksudnya semua aparatur Negara tertata, ada pemerintahan.
Presiden, Mentri, Gubernur, Bupati, Pak Lurah, Pak Camat dan hansip.
Tentrem : untuk menjaga keamanan dan ketentraman Bangsa Indonesia
memiliki alat keamanan: angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara,
kepolisian dan lainnya.
Karto Raharjo : Kulak dagang. Tebih Saking laku judi maksudnya jauh
dari perbuatan tercela, tidak ada perampok dan maling.
Rumagang ing gawe maksudnya penduduknya rajin bekerja, tidak menjadi
peminta-minta.
Saiyek saikoprapti maksudnya rakyatnya saling hormat menghormati,
harga menghargai, tolong menolong, nasehat menasehati, ingat
mengingatkan.
Jadi semua sudah tercakup. Kalau ada gempa ingat Alloh menyebut
Allohu Akbar, terjadi kebakaran besar menyebut Allohu Akbar. Mengawali
segala perbuatan baik dengan bismillah, mau makan, tidur dan lainnya
membaca bismillah. Kalau sedang terperosok ke hal-hal yang tidak baik
membaca istighfar. Akan mengerjakan sesuatu pada waktu yang akan datang
mengucap Insyaa Alloh. Terkena musibah – Innalillahi wa inna ilaihi
rooji’un. Mendapat nikmat Alhamdulillah. Jadi ingat kepada Tuhan dalam
segala keadaan. Di mana saja, kapan saja, dalam keadaan apa saja: susah,
gembira, ramai dan sepi.
Kalau mau bersyukur Insyaa Alloh selamat. Harus pula menginsyafi,
bahwa manusia lahir di dunia ini tidak sendirian. “Ngaweruhi dulur kang
lahir bareng sedino” (mengetahui saudara yang lahir bersamaan dalam
waktu sehari). Itu pendidikan kemanusiaan. Ada yang lahir di Eropa, ada
yang lahir di Asia dan benua lainnya. Jadi manusia yang akhirnya menjadi
berbangsa dan bernegara ini datang datang kedunia tidak sendirian,
rombongan, ada ratusan ribu.
Macam-macam warna kulitnya: ada yang putih, kuning, sawo matang dan
lainnya. Itu Bhineka Tunggal Ika. Bhinneka – Berbeda-beda, Tunggal Ika –
tapi satu. Yang harus ditunggalkan itu kekuatannya, bukan
kebhinnekaannya. Dan kebhinekaan itu dicengkeram oleh burung Garuda yang
melambangkan jiwa besar. Maksudnya kekuatan kebhinekaan itu disatukan
sehingga menjadi jiwa yang besar. Kalau mudah bertengkar karena
kebhinekaan, perbedaan maka jiwanya akan menjadi kecil.(*)
Sumber :
http://www.alkautsar-dhibra.com
http://www.opshid.org/