Selasa, 06 Maret 2012

NKRI HARGA MATI


Bila sebuah negara diberkahi Alloh maka segala sesuatunya akan sampai. Ilmunya sampai kepada kearifan, hukumnya akan sampai kepada keadilan, ekonominya akan sampai kepada pemerataan, persatuannya akan sampai kepada kekokohan, keimanannya akan sampai kepada kenyamanan, kepimpinannya sampai kepada keteladanan, kekuasaannya sampai kepada pengayoman. Seperti itulah gambaran negara yang diberkahi Alloh. Mudah-mudahan Negara kita Indonesia ini bisa seperti itu.
Negara yang diberkahi itu insya Alloh juga akan selamat dari berbagai bahaya. Ketika ditekan akan muncul, dikuruskan malah gemuk, dimatikan malah menjadi hidup. Tidak akan tumbang oleh badai dan bahkan karena badai itu akan mendorong negara itu berkembang .

Karena besarnya peran Berkah Alloh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka para pendiri Negara ini, sejak 64 tahun yang lalu, sudah menyadarinya sebagai hal yang prinsip. Dan ketika hendak memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia, masalah berkah itu lalu dimasukkan dalam pembukaan UUD ’45, selanjutnya resmi menjadi konstitusi negara pada tanggal 18 Agustus 1945. dengan dimasukkan berkah dalam konstitusi negara, diharapkan negara republik Indonesia ini menjadi negara yang diberkahi Alloh.

Berkah itu dapat dilihat pada alenia ke-III pembukaan UUD ’45 itu disebutkan, “Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. Maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

Coba diteliti ! Kalimat awal berbunyi, “Atas Berkat Rohmat Alloh …“ dan berakhir dengan kalimat “…dengan ini menyatakan kemerdekaannya” Ini proklamasi.

Apa latar belakang dan latar muka dicantumkannya kalimat, Atas Berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa ? Permasalahan ini belum banyak diketahui. Latar belakangya diisyaratkan dalam tanggal kemerdekaan Bangsa Indonesia yakni tanggal 17.

Pada tahun 1940 terjadi perang dunia ke 2 dan berlangsung hingga tahun 1945. Saat itu negara-negara di dunia menjadi 2 kelompok besar. Kelompok pertama ada Amerika, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, Yaman dengan nama kelompok sekutu. Dan kelompok ke-2 ada Jerman, Jepang, Itali, Turki dan lainnya. Selama 5 tahun lamanya dua kelompok tersebut saling serang satu sama lain.

Pada tanggal 6 Agustus 1945 kelompok sekutu berhasil menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima Jepang. Tapi jatuhnya bom atom dalam peperangan pertama kalinya di dunia ini belum membuat Jepang menyerah. Amerika pun menjatuhkan bom atom untuk kedua kalinya di kota Nagasaki Jepang. Korban berjatuhan lebih banyak lagi. Dan berhasil, pada tanggal 14 Agustus, Jepang akhirnya menyerah. Penggunaan senjata bom itu, korban pihak Jepang berjatuhan mencapai 10 juta manusia. Akibatnya, pendudukan tentara jepang di negara-negara seperti Malaysia, Singapura termasuk yang ada di Indonesia lalu turut menyerah.

Kekalahan Jepang akibat bom atom itu disisi lain merupakan kesempatan emas bagi Negara jajahannya untuk secepatnya menyatakan merdeka. Pada tanggal 15 Agustus malam, para pemuda revolusioner Indonesia memaksa Soekarno supaya mengambil tindakan cepat untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia malam itu juga. Para pemuda malam itu memaksa Soekarno dengan todongan senjata. Bagaimana Bung karno pada waktu itu bersikap ? Bung Karno menolak, “Potong leher saya. Kalian bisa membunuh saya, tapi tidak bisa memaksa saya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia malam ini. Nanti, pada tanggal 17!,” Jawab Bung Karno.

Karena menolak, pagi harinya Bung Karno diculik lalu dibawa ke Rengas Dengklok. Tindakan para pemuda itu bermaksud menjauhkan Bung Karno dari pengaruh Jepang agar mau segera memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Tapi bung Karno tetap bersikukuh pada pendiriannya tanggal 17 Agustus. Dan akhirnya Bung Karno pun dikembalikan lagi ke Jakarta. Apa yang membuat Bung Karno tidak mau merubah pendiriannya walaupun dipaksa akan dibunuh ? Seorang pemuda bernama Sukarni menanyakan latar belakang Bung Karno. Mengapa harus tanggal 17, tidak malam tanggal 16 itu saja. Bung Karno menjawab, tanggal 15 atau tanggal 16 itu kehendak kalian, tapi tanggal 17 Agustus itu kehendak Alloh, untuk kelangsungan Negara Indonesia yang masih diliputi bahaya ini.

Kalau ingin tahu latar belakang Bung Karno bersikukuh memproklamasikan pada tanggal 17 Agustus, silahkan membaca sendiri bukunya. Judulnya Bung Karno Penyambung lidah Rakyat, tebal 470 halaman, disusun wartawati kebangsaan Amerika namanya Cindy Adam dan diterbitkan oleh Gunung Agung. Buku aslinya berbahasa Inggris dan sudah disalin dengan sejumlah bahasa. Seperti disalin dalam bahasa Arab, bahasa Jepang, bahasa Cina, bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Di bab 24 dari hal 316 sampai 318 dapat dimengerti lebih detail latar belakang Bung Karno memilih tanggal 17 Agustus.

Mengapa kata-kata Berkat dicantumkan? Bung karno menerangkannya sendiri dengan 5 alasan.  Pertama, sekarang ini (waktu itu) sedang dalam bulan puasa. Kedua, dan kita sedang berpuasa. (bulan puasa lain dengan orang yang berpuasa). Bulan puasa adalah barokah. Dan mengerjakan amalan puasa adalah perintah Alloh mendapatkan barokah. Alasan ketiga, 2 hari lagi tanggal 17 dan pada tanggal itu kitab suci Al Qur-an diturunkan. Alasan ke-4,  kita (umat Islam) diwajibkan sholat 17 rokaat sehari semalam. Alasan ke-5, tanggal 17 besok itu bertepatan dengan hari Jum’at. Lima hal inilah yang menjadi alasan Bung Karno.

Kewajiban Sholat 5 waktu itupun diwajibkan pada tahun 1 kenabian, bukan tahun 12 kenabian. Harinya Jum’at, hari pilihan Alloh, hari yang barokah. Terlebih besok itu jatuh pada hari Jum’at Legi. Jum’at artinya kumpul dan legi artinya manis. Jadi Jum’at Legi itu hari kumpulnya berbagai rasa manis.

Oleh karena bulan Romadlon itu bulannya Alloh, melaksanakan puasa perintah Alloh, Sholat lima waktu, perintah Alloh, kitab Al Qur-an pilihan Alloh. Hari Jum’at pilihan Alloh. Maka tanggal 17 itu juga pilihan Alloh. Itulah, maka tertulis Atas Berkat Rohmat Alloh.

Setelah merdeka kita menghadapi masalah yang besar dan rumit. Tentara jepang yang di Indonesia masih banyak, sekitar 75 ribu dengan senjata lengkap. Sementara dari luar ada tentara Belanda yang membonceng Sekutu masuk ke Indonesia, ingin menjajah lagi. Dalam kondisi dikepung dua kekuatan besar, dari dalam dan luar itu, kalau bangsa Indonesia tidak diberkahi Alloh mana mungkin bisa menghadapi.

Selama 350 tahun Belanda menjajah dan menguasai Indonesia, lalu Indonesia jatuh ke tangan Jepang setelah mengalahkan Belanda. Setelah Jepang dikalahkan Sekutu, maka Sekutu pun lalu merasa berhak menguasai Indonesia. Tanpa Berkat Rohmat Alloh, mana mungkin Bangsa Indonesia mampu menghadapi kesulitan demi kesulitan itu.

Umur 3 bulan setelah merdeka, waktu itu, sebagai pemenang perang dunia ke-2, Sekutu dengan sombong mengultimatum Indonesia. Kalau rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan senjata akan diserang dari berbagai penjuru: darat, laut dan udara. Sungguh, karena arek-arek Surabaya menolak menyerah, Surabaya diluluhlantakkan tentara Sekutu. Surabaya betul-betul hancur, tapi hanya fisik-fisiknya saja. Walaupun demikian, disisi lain arek-arek Surabaya dalam perlawanannya waktu itu berhasil membunuh Jenderal Malabi. Kejadian ini membuat Sekutu malu luar biasa. Betapa tidak, selama 5 perang dunia, Sekutu berhasil menjadi pemenang, tapi melawan Indonesia yang baru berumur 3 bulan seorang jenderal perangnya tewas ditangan arek Surabaya. Ini membuktikan adanya Atas Berkat Rohmat Alloh.
Tiga tahun kemudian tepatnya tahun 1948, Bangsa Indonesia ditusuk pengkhianatan PKI Madiun. Demikian terus menerus Bangsa Indonesia menerima ancaman dari hari demi hari tapi karena Atas Berkat Rohmat Alloh akhirnya selamat.

Bhinneka Tunggal Ika, Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa


Bayangkan pula ! Bangsa Indonesia ini menganut bermacam-macam agama, ada Hindu Budha Kristen, Kong Hu Chu, Islam. Bermacam suku, ada 357 suku. Bahasa induknya ada 60 macam. Walaupun memiliki keragaman yang demikian, tapi negara Kesatuan Republik Indonesia bisa tetap berdiri. Ini keajaiban. Dan anehnya, Negara Timur Tengah yang memakai bahasa satu – bahasa Arab, agama penduduknya mayoritas Islam semua, tapi tidak bisa menjadi Negara Kesatuan Arab ? Maka wajar kalau mereka heran melihat Indonesia. Itu lagi-lagi karena latar belakang Berkat Alloh.

Lalu apa latar mukanya ? Latar mukanya adalah harapan agar dengan berkat dari Alloh itu kemerdekaan Negara Republik Indonesia dapat lestari. Dan sekarang kita tinggal mensyukurinya. Bagaimana cara syukur kita ? Yaitu bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ini harus dipertahankan dengan sungguh-sungguh. NKRI harga mati. Harus diisi dengan kebaikan-kebaikan.

Jangan dibocori. Laksana kapal besar, Negara Kesatuan Republik Indonesia mengangkut 200 juta lebih manusia. Harus dipelihara, dicintai, dibela. Jangan sampai sana mbocori. Jangan mudah bentrok, karena masalah ini bentrok, masalah lainnya lagi muncul bentrok. Kalau sikap seperti itu diamalkan sungguh-sungguh maka Ratu Adil akan muncul. Ratu Adil itu bukan figur tapi sistem.

Ingat pula uletnya perjuangan yang dilakukan oleh para pendahulu kita demi mewujudkan kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini. Selama 434 tahun tidak pernah berhenti, terus menerus berjuang. Digerakkan oleh cita-cita luhur dan akhlaq karimah. Seperti tercantum dalam pembukaan UUD ’45 “… didorongkan oleh cita-cita luhur. Apa keinginan luhurnya ? yaitu Berkehidupan kebangsaan yang bebas. Maknanya merdeka. Merdeka tanah airnya, bangsanya, kedaulatan negaranya dan disusun menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Jadi tanpa Berkat Rahmat Alloh tak akan ada kemerdekaan, tanpa kemerdekaan tak ada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dasarnya Pancasila: Ketuahanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tujuannya berdirinya negara jelas. Untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia, baik Bangsa Indonesia yang ada di dalam negeri maupun diluar negeri. Untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum, bukan kesejahteraan perorangan atau golongan. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Melaksanakan ketertiban dunia tapi dengan dasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sifat Negara yang dituju pun baik dan jelas: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Itulah yang diimpi-impikan Bangsa Indonesia sejak dulu: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Seperti diungkapkan dalam bahasa pedalangan, “Negara Panjang Punjung Wukir Pasir Gemah Ripah Loh Jinawi Toto Tentrem Karto Raharjo Tebih Saking Laku Judi Rumagang Ing Gawe Saiyek Saikoprapti” Itu gambaran Negara adil makmur.

Toto itu maksudnya semua aparatur Negara tertata, ada pemerintahan. Presiden, Mentri, Gubernur, Bupati, Pak Lurah, Pak Camat dan hansip.

Tentrem : untuk menjaga keamanan dan ketentraman Bangsa Indonesia memiliki alat keamanan: angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, kepolisian dan lainnya.

Karto Raharjo : Kulak dagang. Tebih Saking laku judi maksudnya jauh dari perbuatan tercela, tidak ada perampok dan maling.

Rumagang ing gawe maksudnya penduduknya rajin bekerja, tidak menjadi peminta-minta.

Saiyek saikoprapti maksudnya rakyatnya saling hormat menghormati, harga menghargai, tolong menolong, nasehat menasehati, ingat mengingatkan.

Jadi semua sudah tercakup. Kalau ada gempa ingat Alloh menyebut Allohu Akbar, terjadi kebakaran besar menyebut Allohu Akbar. Mengawali segala perbuatan baik dengan bismillah, mau makan, tidur dan lainnya membaca bismillah. Kalau sedang terperosok ke hal-hal yang tidak baik membaca istighfar. Akan mengerjakan sesuatu pada waktu yang akan datang mengucap Insyaa Alloh. Terkena musibah – Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un. Mendapat nikmat Alhamdulillah. Jadi ingat kepada Tuhan dalam segala keadaan. Di mana saja, kapan saja, dalam keadaan apa saja: susah, gembira, ramai dan sepi.

Kalau mau bersyukur Insyaa Alloh selamat. Harus pula menginsyafi, bahwa manusia lahir di dunia ini tidak sendirian. “Ngaweruhi dulur kang lahir bareng sedino” (mengetahui saudara yang lahir bersamaan dalam waktu sehari). Itu pendidikan kemanusiaan. Ada yang lahir di Eropa, ada yang lahir di Asia dan benua lainnya. Jadi manusia yang akhirnya menjadi berbangsa dan bernegara ini datang datang kedunia tidak sendirian, rombongan, ada ratusan ribu.

Macam-macam warna kulitnya: ada yang putih, kuning, sawo matang dan lainnya. Itu Bhineka Tunggal Ika. Bhinneka – Berbeda-beda, Tunggal Ika – tapi satu. Yang harus ditunggalkan itu kekuatannya, bukan kebhinnekaannya. Dan kebhinekaan itu dicengkeram oleh burung Garuda yang melambangkan jiwa besar. Maksudnya kekuatan kebhinekaan itu disatukan sehingga menjadi jiwa yang besar. Kalau mudah bertengkar karena kebhinekaan, perbedaan maka jiwanya akan menjadi kecil.(*)

Sumber :
http://www.alkautsar-dhibra.com
http://www.opshid.org/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar