Faham Shiddiqiyyah adalah faham Tasawuf, yang dimaksud faham tasawuf
adalah faham kebersihan jiwa. Orang-orang Shiddiqiyyah adalah
orang-orang Tasawuf, orang-orang yang selalu menjaga kebersihan jiwanya.
Jiwa
harus dijaga dan dibersihkan dari sifat-sifat yang kotor, tercela, tak
terpuji, dan diisi dengan sifat-sifat suci, bersih, terpuji, sebagaimana
perintah Rosululloh di dalam Hadits yang berbunyi,
"Takholakuu
bi akhlaaqillaah" artinya: "Berakhlaklah kamu semua dengan akhlaqnya
Alloh"
Dan jiwa yang suci, bersih,
terpuji itu harus dihayati, diresapi sampai menjadi kenyataan di dalam
pergaulan sehari-hari, dimasyarakat. Tanpa memiliki jiwa yang suci,
bersih dan terpuji, tak mungkin kita bisa dekat, kenal dan taqwa kepada
Alloh, biarpun Dzikrulloh kita kerjakan sebanyak-banyaknya, tersebut di
dalam al Qur’an:
"Maka diilhamkan kepadanya sifat Fujur dan sifat
Taqwa, sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya". (QS:
Assyamsi: 8)
Oleh sebab itu mudah-mudahan Alloh selalu
melimpahkan Rohmat dan HidayahNya, sehingga kita warga Shiddiqiyyah
selalu dapat membersihkan dan menjaga, kebersihan Jiwa kita, serta
akhirnya kita bisa dekat, kenal dan Taqwa kepada Alloh SWT (bisa
merasakan adanya Alloh, bisa merasakan limpahan rohmat, berkat dan
nikmat dari Alloh)
THORIQOH SHIDDIQIYYAH Apa artinya Thoriqoh
Shiddiqiyyah itu ?
Thoriqoh berasal dari kata THORIQ artinya
JALAN.
Shiddiqiyyah berasal dari kata SHIDDIQ artinya BENAR.
Thoriqoh
Shiddiqiyyah artinya Jalan yang Benar, bukan jalan yang salah.
Dan
dikatakan Thoriqoh Shiddiqiyyah sebab :
• Silsilahnya melalui
Sayyidina Abu Bakar Shiddiq r.a.
• Ajarannya berdasarkan
al-Qur’an dan Hadits Nabi Besar Muhammad SAW.
Tujuan Ajaran
Thoriqoh Shiddiqiyyah :
A. Manusia dididik, dibimbing, dituntun
agar dekat kepada Alloh yang sebenar-benarnya dekat (melalui praktek
Dzikir Jahar Nafi Itsbat)
B. Manusia dididik, dibimbing, dituntun
agar kenal kepada Alloh yang sebenar-benarnya kenal (melalui praktek
Dzikir Sirri Ismu Dzat) Untuk tercapainya dekat dan kenal kepada Alloh,
praktek Dzikir Jahar dan Sirri harus selalu ditingkatkan secara
istiqomah.
C. Manusia dididik, dibimbing, dituntun agar menjadi
manusia Taqwalloh, taqwa yang sebenar-benarnya Taqwa. Untuk mencapainya
ada 3 jalan pokok yang harus dilaluinya (dikerjakan) :
1. Lewat
Jalan Ibadah (Sholat)
Tersebut di dalam al-Qur’an:
"Wahai
seluruh manusia beribadahlah (Sholatlah) kepada Tuhanmu yang menciptakan
kamu dan orang-orang sebelum kamu, barangkali kamu menjadi taqwa". (QS:
Al Baqoroh : 21)
2. Lewat Jalan Puasa
Tersebut dalam
al-Qur’an:
"Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan kepadamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu,
barangkali kamu menjadi Taqwa" (QS: Al Baqoroh : 183)
3. Lewat
Jalan Dzikir Kalimat Taqwa
Tersebut dalam al-Qur’an:
"Dan
tetapkanlah (hubungkanlah) jiwamu dengan kalimah Taqwa"
Untuk
mencapai taqwa, Ibadah sholat, Puasa, Dzikir kalimah Taqwa harus selalu
ditingkatkan. (QS: Al Fath : 26)
Apabila Taqwa telah tercapai
tanda-tandanya diantaranya sebagaimana tersebut di dalam al-Qur’an :
"Inna
akromakum ‘indalloohi atqookum"
"Sesungguhnya karomahmu bagi Alloh
itu karena Taqwamu". (QS. Alhujurat:13)
"Sesungguhnya orang-orang
yang taqwa itu berada dalam syurga"
( QS. Al Hijr : 45, Adz dzariat
:15 )
D. Manusia dididik, dibimbing, dituntun agar menjadi
Manusia yang berSyukur kepada Alloh, tersebut di dalam al-Qur’an:
"Dan
bersyukurlah kamu kepadaKu (Allah) dan jangan kamu kufur" (QS: Al
Baqoroh: 152)
Apabila kita telah menjadi syukur, Alloh akan
meridhoinya, tersebut dalam al-Qur’an:
"Dan sesungguhnya kalau kamu
bersyukur, meridhoiNya (Alloh) kepada kamu". (QS: Azzumar: 7)
SILSILAH
THORIQOH SHIDDIQIYYAH
Dalam kitab "Tanwirul Qulub Fi Mu'amalati
'allamil Ghuyub" karangan Syaih Muhammad Amin Kurdi Al Arbili, pada bab
"Faslun Fi Adaabil Murid Ma'a Ikhwanihi" halaman 539 disebutkan
demikian:
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya julukannya silsilah itu
berbeda-beda, disebabkan perbedaannya kurun waktu, silsilah dari sahabat
Abu Bakar Shiddiq R.A sampai kepada syaih Thoifur bin Isa Abi Yazied Al
Busthomi dinamakan SHIDDIQIYYAH."
Silsilah Thoriqoh Shiddiqiyyah
melalui Sahabat Salman Al Farisi sampai pada Syekh Muhammad Amin Al
Kurdi Al Irbil, dari Kitab Tanwirul Qulub.
1. Alloh Ta’ala.
2.
Jibril ‘alaihi Salam.
3. Muhammad Rosululloh SAW.
4. Abu Bakar
Ash-Shiddiq R.A.
5. Salman Al Farisi R.A.
6. Qosim Bin Muhammad
bin Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A.
7. Imam Ja’far Shodiq Siwa Sayyidina
Qosim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash-Shiddiq R.A. ( Silsilah ini
Dinamakan Thoriqoh Shiddiqiyyah).
8. Syaikh Abi Yasid Thoifur bin Isa
bin Adam bin Sarusyan Al Busthomi.
9. Syaikh Abil Hasan Ali bin Abi
Ja’far Al Khorqoni.
10. Syaikh Abi Ali Al Fadlol bin Muhammad Ath
Thusi Al Farmadi.
11. Syaikh Abi Ya’qub Yusuf Al Hamdani. ( Thoriqoh
At Thoifuriyyah).
12. Syaikh Abdul Kholiq Al-Ghojduwani Ibnul Imam
Abdul Jalil.
13. Syaikh ‘Arif Arriwikari.
14. Syaikh Mahmud
Al-Anjari Faghnawi.
15. Syaikh Ali Ar Rumaitani Al Mansyur
Bil’Azizaani.
16. Syaikh Muhammad Baabas Samaasi.
17. Syaikh Amir
Kullaali Ibnu Sayyid Hamzah, ( Thoriqoh Al Khuwaajikaaniyyah).
18.
Syaikh Muhammad Baha’uddin An-Naqsyabandi bin Muhammad bin Muhammad
Syarif Al-Husain Al-Ausi Al-Bukhori.
19. Syaikh Muhammad bin
‘Alaaiddin Al Athori.
20. Syaikh Ya’qub Al Jarkhi, ( Dinamakan
Thoriqoh An-Naqsyabandiyyah).
21. Syaikh Nashiruddin Ubaidillah
Al-Ahror As-Samarqondi bin Mahmud bin Syihabuddin.
22. Syaikh
Muhammad Azzaahid.
23. Syaikh Darwis Muhammad As-Samarqondi.
24.
Syaikh Muhammad Al-Khowaajaki Al-Amkani As Samarqondi.
25. Asy-Syaikh
Muhammad Albaaqi Billah, (Dinamakan Thoriqoh Ahroriyyah).
26.
Asy-Syaikh Ahmad Al Faruqi As-Sirhindi.
27. Asy-Syaikh Muhammad
Ma’shum.
28. Asy-Syaikh Muhammad Syaifuddien.
29. Asy-Syaikh
Muhammad Nurul Badwani.
30. Asy-Syaikh Habibulloh Jaanijanaani
Munthohir.
31. Asy-Syaikh Abdillah Addahlawi, ( Thoriqoh
Mujaddadiyyah).
32. Asy-Syaikh Kholid Dliyaa’uddien.
33.
Asy-Syaikh Utsman Sirojul Millah.
34. Asy-Syaikh Umar Al-Qothbul
Irsyad.
35. Asy-Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi Al-Irbil, ( Thoriqoh
Kholidiyyah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar